KKP Gelar Pelatihan Batik Ikat Celup Pada Nelayan Perempuan di Banyuwangi
Puluhan keluarga nelayan dari beberapa kampung nelayan yang tersebar di Bumi Blambangan diberikan pelatihan membuat batik ikat celup di area Fish Market, Kelurahan Kampung Mandar, Kecamatan/Kabupaten Banyuwangi, Selasa (9/11).
Banyuwangi, HB.net - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggelar kegiatan pengembangan diversifikasi usaha nelayan dan keluarganya dalam program pemberdayaan nelayan di Banyuwangi.
Puluhan keluarga nelayan dari beberapa kampung nelayan yang tersebar di Bumi Blambangan diberikan pelatihan membuat batik ikat celup di area Fish Market, Kelurahan Kampung Mandar, Kecamatan/Kabupaten Banyuwangi, Selasa (9/11).
Uniknya, pewarna batiknya menggunakan bahan alami dengan memanfaatkan tumbuh-tumbuhan di sekitar wilayah pesisir. Seperti mangrove, cemara, kelapa dan tumbuh-tumbuhan lainya.
"Program ini untuk mengupayakan bagaimana caranya agar nelayan kecil dapat mencukupi kebutuhan keluarganya di saat sepi tangkapan ikan," kata Direktorat Perizinan dan Kenelayanan KKP, Eka Kurniadi.
Pelatihan batik ikat celup ini diutamakan melibatkan peran wanita nelayan atau istri nelayan. Sehingga dapat meningkatkan kompetensi wanita nelayan agar mampu membantu perekonomian keluarganya.
"Apalagi pariwisata Banyuwangi sudah maju dan memiliki berbagai macam motif batik. Bisa jadi dengan pelatihan ini, dapat memunculkan motif batik khas Banyuwangi yang baru," ujarnya.
Tak hanya itu, dalam pelatihan tersebut para peserta juga dibekali ilmu pemasaran. Mulai dari cara pengemasan, pemasaran secara offline hingga pemasaran melalui online lewat marketplace. Seperti di Tokopedia, bli-bli, Lazada, Shopee dan lainnya.
"Kami berharap dengan pelatihan keterampilan ini, kesejahteraan keluarga nelayan kecil dapat meningkat. Meski sepi tangkapan ikan, mereka masih dapat mencukupi kebutuhan keluarganya," harapnya.
Arbani salah satu peserta pelatihan yang berasal dari kampung nelayan Pecemengan, Desa Patoman, Kecamatan Blimbingsari mengaku senang dapat mengikuti pelatihan tersebut. Tak dipungkiri, penghasilan yang dia dapatkan dari profesinya sebagai nelayan, masih kurang untuk mencukupi kebutuhan keluarganya.
"Semoga dengan pelatihan ini, kami bisa membuat karya batik ikat celup yang dapat kita jual untuk mencukupi kebutuhan keluarga kami," kata Arbani. (guh/diy)