Komposisi Pengurus DPW PPP Jatim Sudah di Tangan DPP
Saat dikonfirmasi, salah seorang tim formatur Zeiniye mengatakan, pihaknya memang bersama rekannya, telah ke DPP PPP untuk menyetorkan hasil keputusan tim formatur.
Surabaya, HB.net - Formatur Partai Persatuan Pembangunan (PPP) telah mengajukan nama-nama kepengurusan DPW PPP Jatim pada Dewan Pimpinan Pusat, Kamis (17/6) sore.
Namun kabarnya, meski telah diajukan, ternyata untuk posisi ketua dan sekretaris belum juga mengerucut.Sebab, untuk dua posisi tersebut masih diajukan masing-masing empat nama. Meski tak disebutkan secara rinci, beberapa diantara mereka sudah kerap disebut-sebut potensial untuk menempati posisi tersebut.
Saat dikonfirmasi, salah seorang tim formatur Zeiniye mengatakan, pihaknya memang bersama rekannya, telah ke DPP PPP untuk menyetorkan hasil keputusan tim formatur.
"Komposisi kepengurusan diserahkan ke DPP PPP. Intinya formatur tadi ditemui DPP," kata Zeiniye saat dikonfirmasi dari Surabaya, Kamis (17/6/2021) malam.
Sekalipun demikian, anggota DPRD Jatim itu enggan mengonfirmasi nama-nama yang diajukan. Zeiniye hanya berkomentar jika tahap selanjutnya adalah urusan DPP PPP. Pihaknya hanya menunggu keputusan tertinggi dari partainya tersebut.
"Karena ini etika dalam formatur, selama SK DPP itu belum disampaikan, kami belum bisa menyampaikan kepada publik. Mohon bersabar," ungkap Zeiniye.
Pengamat politik dan peneliti Surabaya Survei Center (SSC) Surokim Abdussalam mengatakan, jika yang diusulkan adalah figur alternatif, maka setidaknya hal itu dapat menjaga stabilitas di internal PPP Jawa Timur. Skema jalan tengah bisa jadi solusi.
"Figur kompromi itu sebaiknya adalah orang yang dipercaya Pak Musyaffa sehingga akan lebih memudahkan konsolidasi," kata Surokim.
Namun persoalannya, dalam kaca mata Surokim, adalah tidak hanya bertumpu pada konsolidasi internal semata. Tantangan PPP dibawah nakhoda kepengurusan selanjutnya adalah kemampuan ekspansi. Kemampuan untuk memaksimalkan ceruk pemilih dalam kontestasi Pemilu mendatang menjadi tantangan PPP. Yaitu, mengembalikan PPP sebagai rumah bersama bagi pemilih terutama Islam. Sehingga, figur yang bisa dimunculkan adalah yang memiliki power simbolik baik di struktural maupun kultural.
"Sebisa mungkin figur itu punya power simbolik dan kultural yang kuat yang bisa memberi magnet bagi pemilih pemula, perempuan dan juga pemilih nahdliyin yg menjadi pemilih seksi 2024," ungkap Surokim.
Sebelumnya, Ketua panitia Muswil PPP Jatim, Abdul Rasyid meyakini pada 21 Juni mendatang sudah ada susunan kepengurusan DPW. Formatur memang dibatasi waktu hanya 20 hari pasca dibentuk pada 1 Juni lalu. Sehingga sesegera mungkin memang harus menyusun kepengurusan.
"Insyaallah tanggal 21 Juni nanti PPP Jawa Timur sudah memiliki kepengurusan hasil keputusan tim formatur yang diberi mandat saat Muswil IX,” kata Abdul Rasyid belum lama ini.
Rasyid memastikan dalam tahapan Muswil, seluruhnya sudah berjalan sesuai dengan AD/ART serta PO Partai. Tak ada satupun tahapan muswil yang terlewati. Mulai dari pembukaan yang dihadiri oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Kemudian sesi sidang paripurna semua pembahasan berjalan relatif baik, menjalankan amanat AD/ART, PO hingga tata tertib Muswil.
Pelaksanaan permusyawaratan dan muswil itu sendiri, proyeksi dan evaluasi PPP ke depan, serta rekomendasi eksternal dan internal yang seluruhnya berjalan baik.
Termasuk sesi pemilihan tim formatur yang kemudian menghasilkan 7 orang anggota, dengan rincian, 5 orang perwakilan DPC, 1 orang dari DPW serta 1 orang dari DPP, juga berjalan relatif baik. (mdr/ns)