Korban Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak Harus Berani Mengadu

Pemkot Mojokerto melalui Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos,P3A) menggelar workshop pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak, Selasa (24/10).

Korban Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak Harus Berani Mengadu
Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari didampingi Kepala DinsosP3A Choirul Anwar dan para narasumber dalam workshop.

Mojokerto, HARIANBANGSA.net - Pemkot Mojokerto melalui Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos,P3A) menggelar workshop pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak, Selasa (24/10). Kegiatan ini menyasar anggota Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK), Dharma Wanita Persatuan (DWP), serta anggota Gabungan Organisasi Wanita (GOW) di Sabha Mandala Madya, Balai Kota Mojokerto.

Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari dalam sambutan menyampaikan bahwa saat ini kekerasan terhadap perempuan dan anak menjadi sesuatu yang ditutupi tetapi faktanya jumlahnya sangat banyak. “Inilah ibu-ibu yang harus kita kampanyekan secara masif. Lebih baik mengadu dan segera kita tangani, daripada diam-diam tapi jadi bom waktu,” kata perempuan yang akrab disapa Ning Ita.

Masih kata Ning Ita bahwa kekerasan terhadap perempuan dan anak dapat berlangsung selama bertahun-tahun dikarenakan tidak ada keberanian untuk mengadu, sehingga ada banyak korban.

“Supaya korban tidak bertambah banyak, maka ajaklah untuk jangan takut, untuk berani berbicara, berani mengadu. Itu sangat penting supaya ini tidak menjadi semakin banyak korban,” kata Ning Ita, panggilan akrabnya.

Pasalnya, rata-rata pelaku itu kalau melakukan kejahatan seksual itu ketika tidak terbongkar maka akan terus dilakukan. Tetapi kalau ada yang berani melaporkan maka akan dibuat efek jera.

Ning Ita menambahkan bahwa untuk melakukan pengaduan, warga Kota Mojokerto dapat memanfaatkan Call Center 112. Sebuah layanan bebas pulsa yang siap selama 24 jam. Disamping itu, saat ini Pemkot Mojokerto tengah berproses untuk membentuk UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak.

“Kalau UPTD sudah terbentuk, maka insyaallah concern kami terhadap perlindungan perempuan dan anak akan lebih fokus. Karena ada unit pelaksanan teknis yang khusus ngurusi perlindungan perempuan dan anak,” terangnya.

Dalam kesempatan yang sama Kepala Dinsos P3A Choirul Anwar menambahkan bahwa dengan dilaksanakannya workshop ini anggota TP PKK, Dharma Wanita dan GOW Kota Mojokerto nantinya mampu berkontribusi untuk menurunkan kasus kekerasan kepada perempuan dan anak di Kota Mojokerto.

“Setelah para peserta diberikan pelatihan paling tidak mampu menjadi narasumber dalam mengampenyekan pencegahan kekerasan kepada perempuan dan anak,” kata Anwar.

Dalam workshop yang berlangsung Senin-Selasa (23-24/10), para peserta mendapatkan materi tentang berbagai jenis kekerasan terhadap perempuan dan anak serta bagaimana cara menghadapinya. Materi disampaikan oleh Ketua Ikatan Psikolog Klinis Indonesia Wilayah Jawa Timur Toetiek Septriasih.(ris/rd)