Korban Tanah Longsor di Pakel Bangun Rumah Sendiri, Pemkab Banyuwangi Seolah Tutup Mata
Pria paruh baya itupun mengaku jika dia ditawari Pemdes Pakel untuk tinggal di rumah aset Desa. Namun ia menolaknya, lantaran rumah tersebut berada di bawah jalan dan rusak karena tak terawat
Banyuwangi, HB.net - Bunai (52) korban bencana alam tanah longsor di Dusun Sadang, harus rela jual sapi dan harta benda yang dimilikinya untuk membangun sebuah rumah sederhana di Dusun Pelantaran, Desa Bayu, Kecamatan Songgon.
Hal tersebut dia lakukan agar keluarga besarnya dapat hidup layak dan tidak larut dalam kesedihan setelah rumahnya hancur dan cucu kesayangannya, Muhammad Ardian (11) meninggal akibat tertimbun material tanah longsor, pada hari Kamis (17/6) lalu.
Bunai kecewa pada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi yang seolah tutup mata akan penderitaannya. Ia mengaku tak dapat bantuan material bangunan dari Pemkab untuk membangun rumahnya kembali.
"Saya bangun rumah sederhana dan beli tanahnya ini setelah menjual sapi dan harta benda lainnya. Selain itu juga dapat bantuan uang dari Partai-partai, NU, Muhammadiyah, kerabat dekat dan donatur lainnya sehingga terbangunlah rumah ini," kata Bunai, Rabu (29/9). "Bantuan hanya sembako bukan material bangunan," imbuh Bunai.
Pria paruh baya itupun mengaku jika dia ditawari Pemdes Pakel untuk tinggal di rumah aset Desa. Namun ia menolaknya, lantaran rumah tersebut berada di bawah jalan dan rusak karena tak terawat. "Takut longsor lagi, karena saya masih trauma kejadian waktu itu," jelasnya.
Bunai yang telah lama tinggal di Desa Pakel itu juga mengaku pindah domisili ke Dusun Pelantaran, karena didesak oknum perangkat Desa Pakel dengan alasan bantuan pembangunan rumah dari Pemkab akan segera turun.
"Saya disuruh cepat pindah domisili di Desa Bayu. Alasannya mau disurvey oleh Pemerintah. Tetapi setelah pindah tidak ada yang menyurvei dan bantuan tak kunjung datang," keluhnya.
Kini, pria paruh baya itupun hanya bisa berharap kepada pemerintah untuk membantu keluarga besarnya.
Terpisah, Kepala Desa Pakel, Mulyadi membantah tuduhan tersebut. Menurutnya kepindahan Bunai karena kemauannya sendiri. “Untuk bantuan material bangunan, proposalnya sudah diajukan. Namun diduga terkendala administrasi yakni perbedaan domisili tersebut, sehingga bantuan belum terealisasi,” katanya.
Sementara Camat Licin, Hartono menginstruksikan bawahannya tersebut untuk berkoordinasi ke Desa Bayu dan instansi terkait supaya bantuan bahan bangunan dari Pemerintah dapat terealisasi. "Coba koordinasikan ke Desa Bayu, Songgon dan instansi terkait," perintah Hartono ke Kepala Desa Pakel. (guh/diy)