Lepas 30 Santri Penerima Beasiswa ke Kairo, Khofifah: Timbalah Ilmu Sebanyak-banyaknya Anakku
Gubernur Khofifah mengucapkan selamat pada 30 santri dari berbagai pondok pesantren di Jatim yang telah dinyatakan lolos kualifikasi dan bisa studi di Al Azhar. Pihaknya berharap dengan program ini kelak akan meningkatkan kualitas pendidikan lulusan pesantren.
Surabaya, HB.net - Setelah sempat tertunda keberangkatannya ke Kairo Mesir karena pandemi, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa akhirnya mengukuhkan dan melepas 30 santri penerima beasiswa santri pondok pesantren (BSPP) untuk studi pendidikan jenjang S1 di Universitas Al Azhar Kairo Mesir di Gedung Negara Grahadi, Selasa (4/1/2022).
Gubernur Khofifah mengucapkan selamat pada 30 santri dari berbagai pondok pesantren di Jatim yang telah dinyatakan lolos kualifikasi dan bisa studi di Al Azhar. Pihaknya berharap dengan program ini kelak akan meningkatkan kualitas pendidikan lulusan pesantren.
"Kita semua berharap beasiswa ini bisa meningkatkan kualitas pendidikan dari lulusan pesantren. Anak-anakku selamat belajar, semoga ilmu yang didapatkan bermanfaat, timbalah ilmu sebanyak-banyaknya," tegas Khofifah.
Program BSPP dari APBD Pemprov Jatim ini sejatinya dilakukan tahun 2020 namun karena alasan pandemi covid-19, maka seleksi baru bisa dilakukan di tengah tahun 2021 dan bisa diberangkatkan awal tahun 2022 ini.
Rencananya mereka akan segera bertolak ke Mesir tanggal 6 Januari 2022. Sebanyak 30 santri yang akan berangkat merupakan hasil seleksi dari total 215 pendaftar. Mereka juga telah menjalankan matrikulasi bahasa Arab selama lima bulan dan dinyatakan bisa lolos untuk mengikuti pembelajaran dengan beasiswa di Universitas Al Azhar Kairo Mesir. Mereka akan menjalani studi di berbagai program studi, mulai dakwah, tarbiah dan lain-lain.
Ketua LPPD Jatim Abdul Hamid Syarif mengatakan, program ini adalah angkatan pertama. Pemprov menyediakan uang saku Rp 2,5 juta per bulan per anak di luar biaya studi, buku, tempat tinggal. Untuk tempat tinggal, mereka telah disediakan asrama yang saat ini statusnya masih mengontrak.
Namun sejatinya anggaran pembelian flat senilai Rp 15,5 miliar di Kairo sudah dianggarkan Pemprov Jatim, akan tetapi masih terkendala masalah aturan dan regulasi pencairan dana sehingga belum bisa terbeli.
"Rencananya akan beli empat flat. Karena beasiswanya kan per tahun. Dan satu angkatan nanti delapan semester sampai lulus, sehingga butuh penyediaan pemondokan yang permanen dibandingkan harus mengontrak kan harga naik terus," tegasnya.
Oleh sebab itu ia berharap di tahun 2022 ini flat di Kairo yang lokasinya strategis di tengah kota itu bisa terealisasi dan ditemukan solusinya. Sebab untuk satu flat kapasitasnya bisa menampung 30-40 orang. Sehingga kegiatan internal bagi santri penerima beasiswa seperti kajian dan lain-lain bisa dilaksanakan secara lancar.
"Terima kasih ke Gubernur Khofifah yang telah memberikan atensi kognisi dan afirmasi untuk santri pesantren studi lanjut ke Al Azhar Kairo Mesir," pungkasnya. (dev/ns)