Lestarikan Budaya Jawa Timur,  Disbudpar Gelar Pagelaran Seni Campursari

Lestarikan Budaya Jawa Timur,  Disbudpar Gelar Pagelaran Seni Campursari
Kabid Kebudayaan mewakili Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jatim saat samutan pembukaan acara campursari.

 

Surabaya, HB.net - Dalam rangka pelestarian budaya Jawa Timur, Dinas kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jawa Timur menggelar seni tradisi (pagelaran seni budaya Jawa Timur) campursari, di Surabaya.

Pagelaran campursari pelestarian budaya Jawa Timur ini berlangsung, Jumat 11 Oktober 2024 di Balai RW 03 Kebonsari, Surabaya. Acara juga dimeriahkan dengan aneka bazar dan lomba tumpeng.  Kehadiran Proborni, Dyah Ayu, Wiwik Aza, Prita Okta dengan iringan LGS dan band The Crossover membuat masyarakat setempat benar-benar terhibur. Mereka bisa menyaksikan kesenian trasional dengan sentuhan modern.

Kepala Disbudpar Jatim, Evy Afianasari yang diwakili Kabid Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur, Dwi Supranto mengatakan, kebudayaan merupakan bagian penting dalam penguatan jati diri dan penguatan karakter bangsa atas dasar nilai–nilai luhur yang terkandung di dalamnya.

“Keluhuran warisan budaya bangsa Indonesia ini menggugah mata dunia dan pada akhirnya mengakui, warisan budaya kita sangat luar biasa. Bahkan beberapa warisan budaya kita telah mendapat pengakuan dan penghargaan sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of humanity Unesco.  Seperti wayang, telah ditetapkan pada tahun 2003, keris pada tahun 2005, batik pada tahun 2009, angklung 2010, tari saman 2011, noken 2012 dan 3 genre tradisi tari bali pada tahun 2015,” ujar Dwi Supranto.

"Sehingga warisan-warisan luhur bangsa Indonesia ini harus terus kita lestarikan. Ada pepatah mengatakan tidak kenal maka tidak sayang, maka dari itu kita harus mulai kenalkan budaya lokal yang kita miliki ini kepada generasi muda supaya muncul rasa bangga dan rasa memiliki terhadap budayanya," tambah Dwi Supranto.

Lebih jauh Dwi Supranto menyampaikan, Jawa Timur merupakan provinsi yang kaya akan potensi dan keragaman budaya. Jawa Timur memiliki 7.105 objek pemajuan kebudayaan yang terdiri dari 598 tradisi lisan, 237 manuskrip, 631 situs, 645 adat istiadat, 1.214 pengetahuan tradisonal, 713 teknologi tradisional, 134 bahasa, 710 permainan rakyat, 305 olahraga tradisional, dan 1918 seni.

Dwi Supranto menambahkan, Jawa Timur juga memiliki 99 warisan budaya tak benda. Semua adalah kekayaan budaya di Jawa Timur yang diharapkan dapat menarik wisatawan untuk berwisata budaya di jawa timur.

"Kami sangat mengapresiasi penyelenggaraan pergelaran seni budaya Jawa Timur melalui campursari dan pasar rakyat  ini. Masyarakat, utamanya generasi muda, adalah garda terdepan dalam pelestarian budaya. Pelibatan masyarakat lintas generasi merupakan sebagai langkah positif dalam mencapai pemajuan bangsa utamanya dalam aspek sosial dan budaya," terangnya.

Dwi Supranto membandingkan, musuh pemuda pada zaman dahulu adalah merebut kemerdekaan melawan penjajah. Sedangkan musuh pemuda saat ini adalah gempiran teknologi, globalisasi dan kemajuan dunia digital yang terus memasuki ruang, memberi kemudahan pada genersai muda.

"Fenomena tantangan ini harus dihadapi bersama, dengan optimisme dan semangat yang tak pernah padam. Pemanfaatan teknologi dalam upaya pemajuan kebudayaan akan dapat tercapai," terang Dwi Supranto.

Dwi Supranto memberi tips agar generasi muda bisa menghadapi tantangan di zaman yang bergerak dengan cepat ini yakni dengan mengaplikasikan konsep IKI (inisiasi, kolaborasi dan inovasi).  Pagelaran campursari dan pasar rakyat ini merupakan salah satu wujud terlaksananya inisiasi dan kolaborasi yang terjalin secara baik dari berbagai pihak.

"Kegiatan ini dapat terlaksana sekaligus bukti kepedulian kita pada kebudayaan bangsa yang masih senantiasa terjaga. Baik generasi tua maupun muda, semua bersatu padu dalam menjaga warisan leluhur agar tidak punah terkikis masa," kata Dwi Supranto.

Ditambahkan Dwi Supranto, kuncinya adalah seluruh pihak dapat memunculkan insiasi, melakukan kolaborasi dan membuat inovasi potensi seni dan budaya lokal agar dapat mewujudkan kualitas seni dan budaya yang lebih baik lagi. Dengan demikian, tidak hanya mewujudkan pelestarian kebudayaan namun diharapkan dapat memberikan dampak ekonomi dan kesejahteraan masyarakat melalui ide-ide kreatif dalam pengembangan dan pemanfaatan kebudayaan yanga ada. (dev/ns)