Lestarikan Kesenian Khas Jawa Timur,  Disbudpar Jatim Gelar Kesenian Ludruk

Lestarikan Kesenian Khas Jawa Timur,  Disbudpar Jatim Gelar Kesenian Ludruk

Surabaya, HB.net - Kesnian ludruk yang menjadi kebanggan dan kejayaan warga Surabaya pada era tahun 1970-1990 serasa sudah kehilangan tempat untuk manggung. Lebih-lebih setelah Taman Hiburan Rakyat (THR) sebagai satu-satunya tempat untuk manggung ikut digusur. Praktis seniman ludruk sudah tidak memiliki tempat lagi untuk berekspresi.

Guna melestarikan kesenian ludruk, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur mengglar pertunjukan ludruk Kharisma Baru di Lapangan Colombo, Surabaya, Minggu (13/10/2024) malam. Ludruk menampilkan lakon Gembong Singa Yudha dengan bintang tamu sinden Proborini.

Tak hanya kesenian ludruk yang ditampilkan, untuk manarik minat masyarakat juga diadakan bazar aneka jajanan, lomba tumpeng hias, hingga pagelaran Fine Rock Band. Tak heran jika kemasan yang apik ini menarik minat masyarakat untuk hadir.

Sejak sore, banyak masyarakat yang sudah berdatangan. Tak hanya menikmati kuliner yang ada, mereka juga menikmati hiburan tambahan yang disajikan panitia.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jawa Timur Evy Afianasari dalam sambutannya yang diwakili Sub Koordinator Pelindungan dan Pengembangan Kebudayaan, Lesti Citra Pertiwi menyampaikan, kebudayaan merupakan bagian penting dalam penguatan jati diri dan penguatan karakter bangsa atas dasar nilai–nilai luhur yang terkandung di dalamnya.

“Keluhuran warisan budaya bangsa indonesia ini menggugah mata dunia dan pada akhirnya mengakui bahwa warisan budaya kita sangat luar biasa, dan beberapa warisan budaya kita telah mendapat pengakuan dan penghargaan sebagai masterpiece of oral and intangible heritage of humanity oleh Unesco, seperti wayang telah ditetapkan pada tahun 2003, keris pada tahun 2005, batik pada tahun 2009, angklung 2010, tari saman 2011, noken 2012 dan 3 genre tradisi tari bali pada tahun 2015,” ujar Lesti.

Lebih jauh Lesti sangat mengapresiasi penyelenggaran pagelaran ludruk ini sebagai upaya pelestarian budaya. Lebih-lebih dalam upaya pelestarian dan pementasan ini melibatkan banyak generasi muda.

“Generasi muda, adalah garda terdepan dalam pelestarian budaya. pelibatan masyarakat lintas generasi merupakan sebagai langkah positif dalam mencapai pemajuan bangsa utamanya dalam aspek sosial dan budaya,” terang dia.

Tentu dalam pelestarian budaya ludruk ini masing-masing-masing tidak bisa jalan sendiri-sendiri. Dengan melakukan inisiasi, kolaborasi dan inovasi, pelestarian ludruk akan lebih bedaya saing.

“Dengan terselenggaranya gelar seni tradisi (pergelaran seni budaya Jawa Timur) ludruk ini merupakan salah satu wujud terlaksananya inisiasi dan kolaborasi yang terjalin secara baik dari berbagai pihak. Kegiatan ini dapat terlaksana sekaligus bukti kepedulian kita pada kebudayaan bangsa yang masih senantiasa terjaga,” terangnya.

“Terakhir, dengan pagelaran seni ludruk ini,  semoga dapat mengugar dan menguatkan komitmen kita untuk melindungi, dan mengengbangkan kebudayaan negeri ini,” pungkas Lesti Citra Pertiwi.

Sebelum pagelaran ludruk dimulai, terlebih dahulu diserahkan hadiah pada pemenang lomba tumpeng yang diikuti warga setempat. Selain itu juga diserahkan undian doorprize bagi penonton yang datang ke lokasi dengan bebagai hadiah yang menarik. (dev/ns)