Maksimalkan Potensi Pesisir Bawean yang Luas, DKP Jatim Bina Keluarga Nelayan Mata Pencarian Alternatif

Data Dinas Perikanan Kabupaten Gresik menyebutkan, tahun 2021 jumlah sumberdaya manusia yang berprofesi sebagai nelayan sebanyak 4.296 orang.

Maksimalkan Potensi Pesisir Bawean yang Luas, DKP Jatim Bina Keluarga Nelayan Mata Pencarian Alternatif
Sambutan Hardono Ismanto, SE selaku Pengelola Produksi Perikanan Tangkap Ahli Muda Subkoordinator Kenelayanan DKP Prov. Jatim.

Gresik, HB.net - Pulau Bawean yang berada di wilayah Kabupaten Gresik memiliki seumber daya alam berupa pesisir pantai kurang lebih 71 Km dan 69 daratan. Melihat potensi alam yang besar itu, Dinas Perikanan dan Kelautan (DKP) Provinsi Jawa Timur bekerja sama dengan Dinas Perikanan Kabupaten Gresik dan Tuban menggelar pelatihan pada nelayan dan keluarganya di pulau Bawean untuk memperoleh pendapatan alternatif.

Data Dinas Perikanan Kabupaten Gresik menyebutkan, tahun 2021 jumlah sumberdaya manusia yang berprofesi sebagai nelayan sebanyak 4.296 orang. Jumlah tersebut mencakup 37,44% dari total nelayan Kabupaten Gresik yang berjumlah 11.474 orang. 

“Ini merupakan tindak lanjut dari program yang sudah kita laksanakan sebelumnya. Kita akan terus memanfaatkan sumber daya alam yang bagus di pulau Bawean untuk bis dimanfaatkan sebeik-baiknya bagi keluarga nelayan untuk mendapatkan penghasilan tambahan,” ujar Hardono Ismanto, SE, dari  DKP Provinsi Jawa Timur melalui Subkoordinator Kenelayanan didampingi Kepala Bidang Perikanan Tangkap Kabupaten Gresik, Ir. Samsul Arifin saat mengadakan pelatihan di ruangan pertemuan Instansi Pelabuhan Perikanan Pantai (IPPP)  Bawean. Pembinaan itu juga menghadirkan Kepala Instansi Budidaya Laut Boncong Tuban, Subandri sebagai narasumber dalam kegiatan pembinaan mata pencaharian alternatif dengan pembudidayaan potensi yang cocok di Pulau Bawean.

Samsul Arifin menyebutkan, pemanfaatan potensi sumber daya  tersebut tak hanya untuk bidang usaha perikanan tangkap saja, melainkan juga bidang budidaya, pengolahan, pemasaran hasil perikanan serta sektor lainnya.

Sedangkan Hardono Ismanto, SE, menuturkan kegiatan pembinaan Mata Pencaharian Alternatif (MPA) merupakan tindak lanjut dari kegiatan yang pernah dilakukan sebelumnya. Berdasarkan survei dan permintaan dari masyarakat nelayan dengan melihat potensi yang ada di pulau Bawean, perlunya diadakan pembinaan beberapa mata pencaharian alternatif untuk keluarga nelayan selama musim paceklik.

Hardono memaparkan, kegiatan juga melibatkan diantaranya asuransi nelayan yang bekerjasama dengan BPJS Ketenagakerjaan, mata pencaharian alternatif (MPA) nelayan, festival nelayan, akses permodalan bagi nelayan yang mendekatkan dengan penyedia modal seperti perbankan, KUR, serta pembinaan kelopok nelayan.

“Harapannya respon masyarakat positif sehingga kegiatan dapat berkelanjutan dan tentunya memberi manfaat bagi masyarakat,” pungkas Hardono.

Setelah kegiatan pembinaan MPA, semua peserta diajak untuk melihat secara langsung budidaya tambak udang vanamei di Desa Daun Kecamatan Sangkapura.

Subandri selaku narasumber menjelaskan bahwa kunci dalam budidaya udang adalah sumber air, lahan, teknologi dan manajemen air. Dalam pemaparannya ia menekankan teknik budidaya tambak udang vanamei untuk mendapatkan hasil panen yang maksimal. (mad/ns)