Mars Jember, Proyek Penuntas Kemiskinan
Masih terdapat ribuan kasus kemiskinan dan pengangguran yang ada di Jember.
Jember, HB.net - Mars jember selalu diperdengarkan dalam setiap agenda dan kegiatan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember. Mengungkap hal tersebut, Bupati Jember, Hendy Siswanto, menerangkan bahwa mars tersebut merupakan pengingat bagi segenap pemangku kebijakan dan masyarakat Jember pada umumnya.
"Kami bikin mars bukan buat gagah- gagahan. Tapi mengingatkan kita semua, di dalam mars itu ada proyek (pengentasan) kemiskinan. Itu belenggu penderitaan betul. Tandik pesse (dalam bahasa madura: tidak punya uang) ya menderita," ungkapnya di sela pembicaraan pada topik kemiskinan Jember.
Masih terdapat ribuan kasus kemiskinan dan pengangguran yang ada di Jember. "Kami punya 257 ribu kemiskinan di Jember ini. Dan pengangguran ada 67 ribu. Ini proyek kami, masuk dalam mars kami." bebernya.
Lantas ia kemudian menyebut, akar persoalan kemiskinan ini adalah infrastruktur, khususnya pembangunan jalan dan penerangan. Ia menceritakan kembali bahwa pada tahun lalu, kerusakan jalan mencapai hingga ribuan kilometer.
"Infrastruktur rusak, ekonominya pasti tidak bergerak. Urat nadi perekonomian pertama adalah jalan dan PJU (penerangan jalan umum). Dulu kerusakan fatal jalan sampai 1.900 kilometer, begitu rusak, tidak ada orang turun ke Kabupaten Jember. Sudah jalannya rusak, ditambah Covid-19 jadi tidak ada interaksi," ujarnya.
Menyadari hal tersebut, pihaknya langsung mengambil arah kebijakan strategis untuk memperbaiki jalan terlebih dahulu, sebagai pangkal kemandegan ekonomi masyarakat, karena itu akses yang penting bagi perekonomian masyarakat.
"Kami memperbaiki infrastruktur. Pada 2021, kami hajar langsung proyek jalan. Alhamdulillah, 1.200 kilometer selesai 7 bulan. Tahun ini kita tambah 700 kilometer," tuturnya.
Hendy optimis perbaikan jalan di periode kepemimpinannya akan menyentuh seluruh wilayah Kabupaten Jember. "Selesai sampai gunung- gunung nanti," tandasnya.
Ia berharap agar perekonomian masyarakat dapat berjalan lebih lancar, bagi warga pelosok Jember lebih mudah untuk mendapatkan akses kegiatan ekonomi. "Warga Jember (pelosok) yang punya hasil bumi, bisa dibawa (dijual) ke kota. Dan dia bisa tau kota." pungkasnya. (yud/bil/diy)