Menyulap Limbah Bonggol Kayu Jati menjadi Rupiah
Potensi kerajinan kayu dan mebel Dusun Ngubalan luar biasa. Tempat ini terletak di Desa Banjarbanggi, Kecamatan Pitu, Ngawi.
Surabaya, HARIAN BANGSA.net - Potensi kerajinan kayu dan mebel Dusun Ngubalan luar biasa. Tempat ini terletak di Desa Banjarbanggi, Kecamatan Pitu, Ngawi. Produk olahan bonggol kayu jati diolah menjadi beragam produk kerajinan yang mampu menembus pasar ekspor.
Bonggol kayu jati yang tadinya dianggap sebagai limbah tidak terpakai, disulap menjadi beragam produk unik dan bernilai guna. Sehingga dapat digunakan oleh masyarakat luas.
Lebih dari 40 perajin di Dusun Ngubalan telah memproduksi beragam produk. Baik untuk pasar dalam negeri maupun luar negeri dengan omzet mingguan sekitar Rp 5-10 juta bagi pengusaha kecil. Sedangkan pengusaha besar mencapai Rp 60-100 juta.
Pada tanggal 14 Oktober 2020 lalu, bupati Ngawi mencanangkan kawasan ini menjadi Desa Wisata Industri Ngubalan yang kerap disebut Dewi Ngubalan.
Kabid Industri Agro Disperindag Jawa Timur Hery Wiriantoro mengatakan, perajin di Ngubalan sudah dikenal dan diakui di tempat lain. Mereka banyak mengirim produk ke sentra kerajinan di Jawa Tengah dan Bali. Potensinya pun cukup tinggi.
"Apalagi harga yang diberikan juga terjangkau jika dibandingkan dengan kawasan lain,” ujar dia.
Ia menambahkan, hasil kerajinan Dewi Ngubalan juga telah berhasil menembus pasar internasional dan bersaing dengan produk unggulan lain. Pihaknya berharap, industri bonggol kayu jati dapat berkembang dan popular di masyarakat.
Sebagai informasi, desa wisata berbasis industri ini menjadi salah satu desa binaan PLN Peduli sejak 2020 lalu.
"Dukungan PLN Peduli terhadap desa wisata ini didasari keyakinan PLN terhadap potensi masyarakat dan kawasan industri bonggol kayu jati. Destinasi ini layak dikunjungi baik untuk membeli perabot ataupun untuk memelajari industri bonggol kayu jati," papar Senior Manager General Affairs PLN UID Jatim A Rasyid Naja.
Pengelola Desa Wisata Dewi Ngubalan, Somo Midi mengaku, produk yang yang ditawarkan harganya beragam mulai dari Rp 250-600 ribu.
"Dengan adanya bantuan dari PLN Peduli, kami sangat senang karena mendorong desa wisata rintisan. Kami berharap adanya desa wisata ini dapat memulihkan perekonomian dan meningkatkan produktivitas," pungkasnya.(mid/rd)