Museum Blambangan Jadi Jujukan Wisata Edukasi Sejarah
Seiring berjalan waktu kemudian Museum Blambangan dipindahkan ke Disbudpar Banyuwangi pada 2004 hingga saat ini.
Banyuwangi, HB.net - Museum Blambangan yang berada di dalam kawasan kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disbudpar) Banyuwangi menjadi jujukan wisata edukasi. Tercatat pada 2022 ada 5.772 pengunjung. Rata-rata rombongan pelajar mulai, TK, SD, SMP, SMA, hingga Mahasiswa.
Wisatawan lokal maupun mancanegara pun juga turut berkunjung di museum yang didirikan pada 25 Desember 1977 yang saat itu diresmikan oleh Gubernur Jawa Timur Soenandar Prijosoedarmo di Pendopo Banyuwangi.
Seiring berjalan waktu kemudian Museum Blambangan dipindahkan ke Disbudpar Banyuwangi pada 2004 hingga saat ini. Museum Blambangan mengoleksi 4.000 benda-benda peninggalan mulai zaman prasejarah, etnografi, religi, masa kolonial dan kontemporer. Semuanya tersimpan rapi di museum ini.
"Disini terdapat kurang lebih 4.000 koleksi, mulai dari koleksi Pra-Sejarah, Hindu Budha, hingga Modern," kata Kurator dan Edukator Museum Blambangan, Bayu Ari Wibowo, Jumat (10/03/2023).
Bayu juga menyatakan keunikan museum ini terletak pada benda-benda kuno yang syarat akan makna dan filosofi, seperti benda koleksi masteripiece yakni materai yang tertanam pada benda yang dinamakan Stupika. Materai ini merupakan benda kecil berbentuk bulat yang ditengahnya bertuliskan mantra dengan huruf jawa kuna (prenegari).
Pengunjung bisa datang ke Museum Blambangan setiap hari Senin-Jumat mulai 08.00-16.00 WIB, tanpa dipungut biaya.
Dengan ribuan koleksi benda bersejarah, menjadikan sarana untuk mengetahui gambaran tingkat kesejahteraan dan intelektualitas nenek moyang Blambangan. Juga menjadi alat pembanding dengan daya pikir dan daya cipta manusia masa kini.
Hal ini pun dapat menambah pengetahuan dan wawasan terutama generasi milenial untuk cerminan kehidupan sebenarnya wong Blambangan pada zaman dulu.
Untuk memudahkan pembelajaran, museum ini juga disertai maket relief kawasan Geopark Ijen, diperkuat dengan koleksi bebatuan Geopark sebagai bukti peristiwa jutaan tahun lalu itu benar-benar ada.
Beberapa koleksi batu yang berasal asli dari Banyuwangi seperti batu belerang. Koleksi paling masterpiece museum ini adalah temuan batu Fosil Foraminifera atau organisme eukariot uniseluler (moluska laut) yang berada di Alas Purwo juga Kerang laut raksasa berumur 15 juta tahun lalu dengan panjang 80cm. (guh/diy)