Okupansi Hotel di Jember Belum Maksimal saat Nataru 2022
Kendati demikian, pihaknya tetap melakukan pendataan terkait tingkat okupansi hotel, khusus pada momen liburan natal dan tahun baru.
Jember, HB.net - Sekretaris PHRI Jember, Dwi Taufik menyampaikan, hasil monitoring okupansi hotel berbintang di Jember, saat menutup akhir tahun 2022. Desember memang akan selalu tampak menunjukkan angka yang bagus, sebab bertepatan dengan natal dan penyambutan tahun baru, yang kerap dirayakan dengan agenda liburan oleh masyarakat.
Kendati demikian, pihaknya tetap melakukan pendataan terkait tingkat okupansi hotel, khusus pada momen liburan natal dan tahun baru. PHRI Jember bersama Dinas Pariwisata, baik kabupaten maupun provinsi, mendapati angka kurang lebih 50 persen.
"Tetapi isu yang kami terima, perbedaan dari sebelum pandemi dan sekarang, bisa dikatakan pasca pandemi, masih belum 100 persen normal, khususnya harga," ujarnya usai membandingkan dengan BRS Tingkat Hunian Kamar Hotel di Jember, oleh BPS setempat, Kamis (02/02/2023).
Persoalan harga, tentu berkaitan dengan jumah permintaan dan daya beli para pelanggan. Pada momen tertentu, harga produk yang ditawarkan harusnya dapat dinaikkan karena mengikuti permintaan yang meningkat. Meski pihaknya melihat bahwa kondisi 2022 sudah lebih baiik jika dibanding 2021, namun ternyata kondisi masih belum pulih seutuhnya.
"Sebelum-sebelumnya kalau ada liburan, baik itu lebaran atau natal dan tahun baru, hotel, restoran, itu bisa menjual harga 2 sampai 3 kali lipat. Tetapi saat kami mencoba untuk mengembalikan harga atau menaikkan harga di libur lebaran, natal, bahkan tahun baru, ini malah tidak ada yang membeli," terangnya.
Sehingga pihaknya menilai bahwa hal tersebut menjadi faktor penjualan tidak maksimal. Jadi para pengusaha hotel dan restoran, sudah percaya diri untuk menaikkan harga di beberapa momentum liburan nasional.
Namun mereka tidak menyangka bahwa ternyata para pelanggan masih belum bisa menanggapi atau mungkin belum memiliki daya beli yang tinggi seperti di masa sebelum pandemi.
"Akhirnya, di injury time, kita harus mengembalikan harga menjadi normal atau bahkan memberikan potongan harga. Makanya di libur natal, tahun baru (tutup tahun), okupansi tidak mencapai 100 persen," pungkasnya. (yud/bil/diy)