Pangkas Kecurangan, Pakai Superdeal

Pemkab Mojokerto meluncurkan terobosan baru untuk seleksi perangkat desa. Inovasi tersebut, yakni Sistem Ujian Perangkat Daerah Elektronik atau dijuluki Superdeal.

Pangkas Kecurangan, Pakai Superdeal
Bupati ketika me-launching Superdeal, terobosan baru untuk seleksi perangkat desa.

Mojokerto, HARIANBANGSA.net - Pemkab Mojokerto meluncurkan terobosan baru untuk seleksi perangkat desa. Inovasi tersebut, yakni Sistem Ujian Perangkat Daerah Elektronik atau dijuluki Superdeal. Inovasi ini dilaunching oleh Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati di SMK Negeri 1 Dlanggu, Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto, Kamis (19/5).

"Inovasi ini diharapkan mampu memunculkan perangkat desa yang tidak hanya mendapatkan legitimasi sebagian besar masyarakatnya, namun juga mempunyai kemampuan manajerial yang efisien dan efektif," kata bupati.

Ikfina menyampaikan, model tes ini berbasis CAT (Computer Assisted Test). Sehingga tidak ada soal dalam lembaran fisik, dan soal-soal yang akan dikeluarkan dalam ujian itu akan diacak oleh sistem.

"Sehingga semuanya sangat fair. Soalnya ada 230, lalu diacak oleh sistem sehingga jadi 115. Soal ujian disusun oleh camat, disaksikan forkopimca. Namun sekali lagi, sistem ini sangat ketat dan fair. Tidak ada yang dapat dimanipulasi karena semua ditentukan oleh sistem komputer," tandasnya.

Perkembangan IT saat ini sangat pesat, lanjut Ikfina, di Pemkab Mojokerto sendiri, hingga kini terus mengembangkan dan meningkatkan sistem pemerintahan berbasis elektronik. Proses surat menyurat misalnya, yang sedang berproses dengan sistem online.

"Semua jenis pelaporan surat berbentuk PDF, dan aplikasi-aplikasi harus kita isi, dan entry berawal dari desa. Bahkan, satu kementerian, aplikasinya bisa lebih dari 10. Maka dari itu, kita sangat membutuhkan SDM yang dapat menjalankan sistem digital," katanya.

Orang nomor satu di lingkup Pemkab Mojokerto ini mengaku, selama menjadi bupati Mojokerto, pihaknya banyak menerima surat penyampaian tidak puas dengan sistem seleksi perangkat desa. "Sejauh saya menjadi bupati, banyak sekali surat yang masuk dan menyampaikan rasa tidak puas, karena curiga ada permainan panitia pelaksana," ujarnya.

Dengan adanya sistem baru ini, Bupati Ikfina berharap, sistem ini bisa dievaluasi bersama dan sistem ini bisa menjadi metode yang memunculkan dampak positif serta memuaskan semua pihak.

"Mudah-mudahan ujian ini bisa jadi metode yang bisa kita evaluasi bersama. Kalau ini bisa memberikan dampak positif, memuaskan semua pihak dan menujukkan integritas, maka sistem ini akan kita pakai secara general pada proses yang sama di pemdes lain," harapnya. (yep/rd)