Pelebaran Jalan Kelar, Pemkab Mojokerto Mulai Revitalisasi Jembatan

Fokus pembangunan Pemkab Mojokerto tahun 2023 ini mulai bergeser ke jembatan.

Pelebaran Jalan Kelar, Pemkab Mojokerto Mulai Revitalisasi Jembatan
Revitalisasi Jembatan Mlaten, Puri, baru masuk tahap awal pembangunan pondasi.

Mojokerto, HARIANBANGSA.net - Fokus pembangunan Pemkab Mojokerto tahun 2023 ini mulai bergeser ke jembatan. Revitalisasi sektor ini merupakan titik balik pembangunan setelah sekian tahun fokus pemerintahan setempat berkecimpung pada sektor pelebaran infrastruktur jalan.

Dihubungi melalui Kabid Bina Marga, Henri Surya, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Mojokerto, Rinaldi Rizal Sabirin mengatakan, tahun ini pihaknya telah memulai pembangunan tiga jembatan senilai kurang lebih Rp 7 miliar.

"Tahun ini kita merevitalisasi tiga jembatan. Masing-masing di Kecamatan Jatirejo, Trawas dan Kecamatan Puri. Nilainya kurang lebih Rp7 miliar, " tutur Henri Surya kepada wartawan di ruang kerjanya, Kamis (13/7).

Henri menjelaskan, pembangunan Jembatan  Sumengko, Kecamatan Jatirejo seluas 8x12 meter menelan anggaran Rp 1,9 miliar. Prasarana ini berdiri di atas saluran air Candi Limo mengganti jembatan lama seluas 7x12 meter.

Proyek penghubung utama antar-kecamatan ini baru masuk tahap awal. Yakni penggalian pondasi, dan dijadwalkan rampung pada November mendatang. "Progresnya sudah ditahap penggalian pondasi. Konstruksi jembatan adalah komposit, besi WF dan plat beton. Sementara jembatan dibangun, arus lalin dialihkan lewat Kumitir dan Trowulan," jelasnya.

Selanjutnya adalah pembangunan Jembatan Sugeng, Kecamatan Trawas. Jembatan penunjang akses pariwisata ke kawasan Trawas ini merupakan penghubung dengan Kecamatan Ngoro. Jembatan bentang  6x27 meter ini dibangun dari plafom APBD senilai Rp 4 miliar lebih.  "Progres jembatan girder ini juga masih awal, baru pondasi. Jadwalnya selesai pada Desember," imbuhnya.

Pembangunan ini tidak merubah arus lalin. DPUPR menyiapkan jembatan darurat di samping jembatan yang dibangun. Alasan pembangunan karena warga menjadikan bangunan pengairan berupa dam sebagai akses antardesa. "Kalau hujan air meluap melampaui bangunan dam. Jadi jembatan baru nantinya ditinggikan sampai 3 meter," urainya.

Terakhir adalah pembangunan Jembatan Mlaten seluas 16x6 meter dengan anggaran Rp 2 miliar lebih. Pembangunan jembatan antardesa dengan konstruksi girder itu nantinya diharapkan dapat menyelesaikan persoalan jembatan lama yang menjadi masalah bagi sampah.

"Jadi konstruksi girder tanpa kaki ini akan menyelesaikan kasus sampah yang kerap nyangkut di kaki jembatan konstruksi rolak tersebut. Dengan pembangunan ini maka masalah ini akan beres," pungkasnya.(yep/rd)