Pemkab Jember Sharing Produksi Kayu dan Non Kayu ke LMDH
Sejumlah LMDH se- Kabupaten Jember, mendapatkan total senilai Rp 2.017.313.139.
Jember, Hb.net - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember, sharing produksi kayu dan non kayu tahun produksi 2018 kepada sejumlah Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), di Pendopo Pemkab Jember. Penyerahan tersebut dilakukan secara simbolis, Selasa (30/08/2022).
Sejumlah LMDH se- Kabupaten Jember, mendapatkan total senilai Rp 2.017.313.139, LMDH Mitra Wuluhan, LMDH Tunas Harapan Ambulu, LMDH Jati Jaya Silo, Wana Mandiri Silo, Arta Wana Mulya Silo, Sumber Makmur Mayang, Argopuro Lestari Bangsalsari, dan Wana Faktur Bangsalsari.
Salah satu perwakilan dari LMDH, Purwadi, yang hadir yakni Mitra Wuluhan, menyampaikan, hasil yang diberikan secara resmi hari ini, merupakan bentuk dari kerjasama dengan Perusahaan Umum (Perum) Perhutani.
Ia mengaku sampai detik ini, kerja sama yang dilakukan dengan mereka berjalan dengan baik dan lancar. Ia juga menyampaikan pesan, agar Perhutani dan segenap lembaga yang terkait dengan masyarakat desa hutan, dapat menjaga kelestarian hutan.
Administrator Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Jember, Imam Suyuti, menerangkan, terkait asal usul dari penyerahan sharing produksi kayu dan non kayu tahun produksi 2018, didapatkan dari pola kerja sama yang terbagi menjadi dua garis besar.
"Pertama, makro. Sejak 1998-2001 banyak perambahan hutan, otomatis pada 2001-2003, Perum Perhutani ada kebijakan yaitu mengajak kerjasama dengan bapak ibu semua, dengan masyarakat sekitar hutan. Langsung saat itu juga, pada 2001, 2002, membentuk lembaga masyarakat desa hutan,” imbuhnya.
Dari core bisnis Perhutani, ada kegiatan tebangan, ada kegiatan sadapan, semuanya ada rumusnya, sehingga semua mendapat sharing, itu yang makronya, konkritnya hari ini, sharing pada 2018.
"Jadi ya mohon uang tersebut, tetap membuat bapak ibu rukun, dalam penggunaannya Bapak Ibu juga bisa transparan, dan yang penting untuk usaha produktif sehingga bapak ibu semua bisa berkembang," pesannya.
"Kedua kerjasama mikro. Jadi kalau lokasinya wisata, ya kita kerjasama wisata, hasilnya sesuai dengan kontribusi para pihak. kalau di situ ada kopi ya kita kerjasama kopi. Kalau di situ ada ketahanan pangan,” tutupnya. (yud/bil/diy)