Pemkot Probolinggo Uji Coba PTM, Sudah Diuji Cobakan Pada 36 SD dan 19 SMP

Sekitar 36 Sekolah Dasar (SD) dan 19 Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang mengikuti uji coba PTM dengan penerapan protokol kesehatan agar tidak terjadi klaster Covid 19 di Kota Probolinggo.

Pemkot Probolinggo Uji Coba PTM, Sudah Diuji Cobakan Pada 36 SD dan 19 SMP
Walikota saat sidak uji coba PTM
Pemkot Probolinggo Uji Coba PTM, Sudah Diuji Cobakan Pada 36 SD dan 19 SMP

Probolinggo, HB.net - Pemerintah Kota Probolinggo mulai melakukan uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) untuk menekan kejenuhan siswa yang sudah setahun lebih tak bisa melakukan PTM. Uji coba tersebut, mendapat perhatian Walikota Habib Hadi Zainal Abidin untuk melihat langsung para siswa. 

Sekitar 36 Sekolah Dasar (SD) dan 19 Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang mengikuti uji coba PTM dengan penerapan protokol kesehatan agar tidak terjadi klaster Covid 19 di Kota Probolinggo. Di SDN Sukabumi 2 dan SMPN 2 setempat, Walikota melakukan Inspeksi Mendadak atau Sidak langsung dan juga melihat-lihat proses pembelajaran tatap muka yang sudah diterapkan mulai Senin (24/5) lalu. 

"Penerapan prokes harus tetap menjadi perhatian. Meski, saat ini kita masih mengijinkan hanya 50 persen siswa yang mengikuti tatap muka. Namun, tetap diharapkan harus patuh prokes, agar tidak ditemukan klaster penyebaran covid," ujar Walikota Habib Hadi.

Menurut Habib Hadi, pihaknya tetap menekankan agar sekolah-sekolah yang saat ini sudah mulai melakukan PTM, wajib memakai masker, cuci tangan sebelum masuk kelas dan diukur suhu tubuhnya untuk para siswa.

"Harus menerapkan prokes yang ketat. Dan kita harapkan Kasek juga meminta persetujuan kepada wali murid untuk ujicoba tatap muka ini. Dan Alhamdulillah, hampir 90 persen, Walimurid setuju semua," terangnya. 

Sementara, Kepala Sekolah SDN Sukabumi 2, Riana mengatakan, berusaha keras menerapkan protokol kesehatan di sekolahnya. “Saat masuk kelas, kami atur jarak waktunya. Juga saat pulang, biar tidak ada kerumunan,” katanya.

Rombongan belajar (rombel) per kelas hanya berisi 50 persen siswa. Misalnya, kelas itu berisi 30 siswa, hanya 15 di antaranya yang bisa mengikuti PTMT. Sementara separuh siswa lainnya mengikuti pembelajaran via daring. Pada minggu berikutnya, giliran siswa yang mengikuti daring bisa mengikuti PTMT.

“Siswa yang masuk separuh-separuh, dari kelas 7 dan kelas 8. Durasi pembelajaran tiap mata pelajaran selama 90 menit,” kata Riana. Sehingga total dalam seminggu, siswa masuk berbeda-beda. Ada yang dua hari, ada yang tiga hari (PTMT). “Ke depannya seperti itu juga, dibalik sehingga semua siswa sama porsinya,” jelasnya.

Walikota Habib Hadi juga mengatakan Pembelajaran Tata Muka diberlakukan di semua lembaga tingkat SD dan SMP baik negeri maupun swasta se-Kota Prooblinggo. Tercatat, ada 86 SD dan 19 SMP yang menerapkan pembelajaran tatap muka di Kota Probolinggo.

"Kita awasi terus secara ketat. Apabila, nanti ditemukan ada perubahan zona ke merah. Maka, kita hentikan langsung Pembelajaran Tata Muka itu diwilayah yang berzona merah tadi. Semua akan diawasi oleh PKM-nya," tegas Walikota. (ndi/diy)