Pemuda Benowo Tewas, Diduga Dikeroyok Gangster

Alvian Teguh Syaputra (20) pemuda asal Jalan Uka 20 B, Sememi, Benowo, Surabaya, tewas setelah koma 4 hari di dua rumah sakit.

Pemuda Benowo Tewas, Diduga Dikeroyok Gangster
Korban Alvin ketika dalam perwatan intensif di rumah sakit.

Surabaya, HARIANBANGSA.net - Alvian Teguh Syaputra (20) pemuda asal Jalan Uka 20 B, Sememi, Benowo, Surabaya, tewas setelah koma 4 hari di dua rumah sakit. Tewasnya Alvian Teguh Syaputra diduga setelah dikeroyok oleh sekelompok gangster,Minggu (11/8) sekitar pukul 02.00 WIB.

Alvian Teguh Syaputra tewas pada Kamis (15/8). Hal itu disampaikan oleh paman  korban, Ashari. “Korban saat itu pulang nongkrong bersama tiga rekannya, yakni David, Doni,dan Rivaldo. Mereka melintas di daerah Taman Puspa Raya (TPR) Citra Land,” ujarnya, saat di rumah duka..

Menurut keterangan Ashari, saat itu mereka tiba-tiba dikejar oleh sembilan orang yang diduga gangster. Para pelaku menggunakan tiga motor, masing-masing bonceng tiga. "Pelakunya sembilan orang. Katanya dikejar sambil ditendang sepeda motornya korban," katanya saat ditemui di rumah duka, Sabtu  (17/8).

Saksi mata, David, teman korban yang digonceng saat kejadian memberikan keterangan. Alvin mengendarai motor Yamaha Mio J nopol L 5966 AY dan David dibonceng. Mereka setelah ditendang oleh para gangster akhirnya menabrak tiang.

Sementara Doni dan Rivaldo teman korban yang mengunakan motor berbeda katakutan, sehingga kabur meski kedua temannya jatuh tersungkur. Dan meminta pertolongan penduduk di sana.

Akibat kecelakaan, korban Alvin mengalami luka di bagian kepala. Selanjutnya, Doni dan Rivaldo meminta bantuan sekuriti setempat. Dibantu sekuriti dan warga yang mengetahui peristiwa itu, langsung membawa Alvin ke RSUD Bakti Dharma Husada (BDH).

"Lukanya di wajah, pelipis sebelah kiri sama mulut, rahang, dan kepala belakang. (Yang parah) di rahang sama mata. Kurang lebih pukul 02.30 WIB diantar sekuriti ke BDH," lanjut David.

Di hari yang sama, pada waktu sore, korban kemudian dirujuk ke RS Soewandhie oleh pihak RS BDH. Saat itu, kata Ashari, kondisi korban masih tidak sadarkan diri.

"BDH tidak mampu menangani operasi bedah syaraf. Sehingga dirujuk ke RS Soewandhie. Di sana dilakukan operasi bedah syaraf," tambahnya.

Seiring berjalannya waktu, korban masih belum sadarkan diri hingga kemudian mengembuskan napas terakhir pada Kamis  (15/8) Subuh di RS Soewandhie. "Pukul 04.58 WIB pasien dinyatakan meninggal dunia di RS Soewandhie. Dirawat di Soewandhie tiga harian," terangnya.

Ia tak mengetahui pasti apakah setelah jatuh itu kedua korban apakah sempat dikeroyok atau tidak. Sementara itu, barang bawaan Alvian berupa dompet dan ponsel masih ada.

"Barang-barangnya Alvin  nggak ada yang hilang. HP, dompet, selamat semua. Yang diambil itu HP-nya David, ngakunya begitu. David mengalami patah tulang tangan kiri. Saya sendiri nggak tahu motifnya apa. Kita pasrah kepada polisi. Nanti biar penyidik yang menindaklanjuti," harapnya.

Atas kejadian yang menimpa keponakannya, Ashari sudah membuat laporan ke Polsek Lakarsantri. Laporan itu tertuang dalam nomor L-PB/31/VIII/2024/SPKT/POLSEK LAKARSANTRI/POLRESTABES SURABAYA/POLDA JAWA TIMUR tertanggal 11 Agustus 2024.

"Kemarin anggota Polsek Lakarsantri ada yang ke sini takziah. Saya sudah ke sana (Polsek Lakarsantri) 3 kali, cuma katanya dalam proses penyelidikan," paparnya.

Sementara Kanit Reskrim Polsek Lakarsantri Ipda Junta saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait laporan korban. "Monitor. Kami sedang berupaya, mohon doanya. Kami kemarin juga takziah ke sana sama anggota saya," pungkasnya.(yan/rd)