Penerapan EBT, PJB Percepat Transmisi Fosil ke Biomassa
Program Cofiring PT Pembangkit Jawa-Bali (PJB), menjadi salah satu program mentransisi penggunaan batu bara menjadi transisi energi baru terbarukan (EBT).
Probolinggo, HARIANBANGSA.net - Program Cofiring PT Pembangkit Jawa-Bali (PJB), menjadi salah satu program mentransisi penggunaan batu bara menjadi transisi energi baru terbarukan (EBT). Untuk saat ini, serbuk kayu yang digunakan campuran masih 5 persen dan diharapkan selalu ada peningkatan.
Hal ini dikatakan Plh GM PT PJB UP Paiton Anggoro Hari saat kunjungan ke UP Paiton, Probolinggo. Ia mengatakan, pada 2025 sebesar 35 persen transisi EBT yang harus dilakukan untuk cofiring. Juga tidak diperkenankan untuk membuat produksi lagi. Untuk 2035 mulai mengurangi penggunaan batu bara atau mulai melakukan bauran cofiring.
"Target kita sejak launching harapan kontinyu 5 persen, sudah aman. Harapan sampai akhir tahun continuie 5 persen sudah mendekati 4,4 persen. Dan berlanjut 20 sampai 50 persen bauran cofring. Jika semakin banyak, maka Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton yang pertama bisa menjadi pioner 50 persen biomassa," katanya, Jumat (4/2).
PJB sendiri juga melakukan proyeksi, punya lahan kosong yang dijadikan untuk menanam pohon. "Tahun ini kita menanami 20 ribu pohon dan tahun lalu juga ada penanaman Kaliandra 20 ribu. Bila membuahkan hasil, bisa menjadikan best material yang bisa digunakan. Namun itu masih jauh ketika membutuhkan target bauran 50 persen. Untuk 1 unit PLTU kira-kira dibutuhkan 1,2 juta hektare lahan," ujarnya.
Mungkin hanya Perhutani dan itu masih menjalin komunikasi. Karena harga masih mencari yang kompetitif yang bisa bergerak dan itu terus dikembangkan.
Ia juga menegaskan, kalau sudah diberlakukan menggunakan EBT, PLTU seperti Paiton tidak bisa dioperasikan. "Untuk itu sayang kalau diisatrahatkan, terobosan akan mempercepat transisi dari energi fosil ke biomassa. Ya seperti cofiring ini," pungkasnya. (diy/rd)