Penguatan Ekosistem Tebu Rakyat,  Dirut SGN: Kuncinya Kesejahteraan Petani

Penguatan Ekosistem Tebu Rakyat,  Dirut SGN: Kuncinya Kesejahteraan Petani
Dirut PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) Mahmudi (kiri) dalam Rapat Senat Terbuka Dies Natalis ke-78 Fakultas Pertanian UGM, di Yogyakarta

Yogyakarta, HB.net - Upaya mewujudkan swasembada gula sesuai amanat Perpres nomor 40 tahun 2023 diantaranya harus membangun penguatan ekosistem di tebu rakyat, karena 65% bahan baku tebu berasal dari tebu petani, sehingga kunci utama dari penguatan tebu rakyat adalah kesejahteraan petani.

Hal ini ditegaskan Direktur Utama PT Sinergi Gula Nusantara SGN anak perusahaan PTPN III (Persero) Holding Perkebunan Mahmudi dalam Rapat Senat Terbuka Dies Natalis ke-78 Fakultas Pertanian UGM, di Yogyakarta, Jumat (27/09).

"Jika kita bisa meningkatkan produktivitas dari menjadi 5 ton per hektar menjadi 8 ton per hektar atau separuh produktivitas di tahun 1930, kita sudah bisa swasembada gula konsumsi," lanjut Mahmudi.

Pihaknya menyebut akan terjadi peningkatan kesejahteraan petani dari produktivitas 5 ton per hektar penghasilan sebesar Rp13,8 juta per hektar per tahun penghasilan petani menjadi Rp49juta per hektar per tahun bila produktivitas meningkat menjadi 8 ton per hektar.

Strategi untuk mencapai peningkatan produktivitas diantaranya melalui program bongkar ratoon tebu rakyat, peningkatan rendemen melalui penataan varietas, penataan organisasi petani, fasilitasi kemudahan akses pendanaan dan re-organisasi SGN. Dukungan semua pihak termasuk akademisi diperlukan untuk mewujudkan ketahanan pangan berbasis pertanian.

"Tentunya fakultas pertanian memberikan support yang sangat luar biasa. Kita telah bersama-sama untuk melakukan penelitian, Terkait dengan industri gula ini, dan juga bersama dengan fakultas kita sudah  mendirikan sugar cane learning center yang ini tentunya bisa mencetak generasi-generasi gen-Z kedepan  untuk kemudian peduli terhadap industri gula yang memang memerlukan perhatian kita semuanya. FGD juga sudah kita lakukan bersama Fakultas Pertanian. Mohon supportnya tentunya kementerian, lembaga,swasta  dan semua para pihak untuk bersama-sama membawa industri gula kedepan menuju swasembada gula," pungkas Mahmudi.

Sementara itu, Rektor Universitas Gadjah Mada Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D. menyebut, sektor pertanian menjadi kunci pangan yang berkualitas dan juga menopang ketahanan pangan bangsa.

"Cita-cita ideal sektor ini adalah mensejahterakan masyarakat sekaligus memposisikan pertanian sebagai bagian dari motor penggerak perekonomian nasional karena itu sering disebut sebagai negara agraris dan sekarang disebut juga negara maritim sehingga sektor pertanian mempunyai kesempatan sekaligus tantangan", ungkap Ova Emilia dalam sambutannya. (mid/ns)