Peningkatan Literasi Keuangan Sangat Penting Bagi Generasi Muda

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) senantiasa berkomitmen untuk terus mendorong literasi keuangan di masyarakat.

Peningkatan Literasi Keuangan Sangat Penting Bagi Generasi Muda
Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa

Jakarta, HARIANBANGSA.net - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) senantiasa berkomitmen untuk terus mendorong literasi keuangan di masyarakat. Utamanya di kalangan generasi muda. Terbaru, LPS berkunjung ke Universitas Bina Nusantara (Binus), Selasa (21/3).

Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa yang hadir di acara tersebut, LPS bersama anggota Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dan  Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, serta Otoritas Jasa Keuangan bertanggung jawab untuk meningkatkan literasi keuangan kepada generasi muda. Hal ini diungkapkan Purbaya Yudhi Sadewa dalam paparannya di hadapan para mahasiswa.

“Kami menginginkan masyarakat yang memiliki akses keuangan yang luas disertai dengan pemahaman yang baik atas risikonya. Untuk mewujudkan sistem keuangan yang inklusif sangat diperlukan peningkatan literasi keuangan di masyarakat. Terutama di kalangan generasi muda,” ujarnya.

Ia menjelaskan, ada berbagai manfaat dari meningkatnya literasi keuangan di masyarakat khususnya bagi generasi muda. Di antaranya masyarakat mampu memilih dan memanfaatkan produk dan layanan jasa keuangan yang sesuai kebutuhan. Kemudian, memiliki kemampuan dalam melakukan perencanaan keuangan dengan lebih baik. Yang terpenting dapat terhindar dari aktivitas investasi pada instrumen keuangan yang tidak jelas.

Dalam kesempatan tersebut, ia juga berharap agar literasi keuangan yang baik pada akhirnya dapat menjadi budaya, dan dapat membentuk karakter yang terbiasa untuk berinvestasi sesuai risiko, khususnya untuk generasi muda.

“Selain budaya menabung, kita juga bisa menyisihkan sebagian uang kita untuk berinvestasi. Namun satu hal penting, khususnya bagi kalian para mahasiswa, ketika ingin melakukan investasi, kita perlu mengetahui konsep dasar berinvestasi, yaitu risk-return trade off atau semakin tinggi return maka akan berbanding dengan semakin tinggi risiko,” jelasya.

Pengetahuan mengenai instrumen investasi yang paling cocok dan aman bagi para calon investor juga sangat penting.

Kemudian, ada pertanyaan dari mahasiswa, apakah sebaiknya menabung atau berinvestasi? Purbaya menjelaskan, pada dasarnya menabung dan investasi adalah dua konsep yang berbeda. Menurutnya, tabungan secara konsep merupakan porsi pendapatan yang tidak habis dikonsumsi. Sementara investasi adalah pembelian suatu asset yang ditujukan untuk meningkatkan pendapatan.

Selanjutnya, ia pun berpesan, jika ingin melakukan investasi dengan baik, maka masyarakat juga perlu mengetahui dampak atas berbagai faktor ekonomi yang berpengaruh terhadap instrumen investasi. Contohnya, kenaikan pertumbuhan ekonomi akan berdampak kenaikan harga saham, SUN dan Rupiah. Sementara pelemahan nilai tukar akan berdampak penurunan ke pasar saham dan pasar SUN.(rd)