Petrokimia Gresik Bantu Peternak Sapi Terdampak PMK Rp 150 Juta
Petrokimia Gresik memberikan atensi khusus kepada para peternak sapi yang terserang wabah penyakit mulut dan kuku (PMK).
Gresik, HARIANBANGSA.net - Petrokimia Gresik memberikan atensi khusus kepada para peternak sapi yang terserang wabah penyakit mulut dan kuku (PMK).
Prusahaan solusi agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia ini melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) atau Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), memberikan bantuan sebesar Rp 150 juta kepada sejumlah Mitra Kebanggaan (Mangga) peternak sapi yang terdampak wabah PMK.
Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo menyatakan, wabah PMK telah memberikan dampak luar biasa terhadap perekonomian peternak sapi. Meski merujuk data, adanya penurunan kasus, wabah PMK masih ditemukan di Jawa Timur. Untuk itu, upaya pemulihan terus digenjot Pemprov Jawa Timur melalui percepatan vaksinasi hewan ternak.
"Bantuan ini sebagai wujud Petrokimia Gresik turut mengambil peran dalam mendorong pemulihan ekonomi peternak sapi yang merugi akibat wabah PMK. Sehingga program penanganan wabah PMK bisa semakin komprehensif," ucap Dwi Satriyo.
Saat ini terdapat 182 Mangga peternak sapi yang tersebar di 21 kota-kabupaten di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah. Dari 99 peternak di antaranya terkonfirmasi telah terdampak wabah PMK. Untuk itu, lanjut Dwi Satriyo Petrokimia hadir untuk membantu meringankan beban para peternak sapi.
Adapun bantuan Rp 150 juta kali ini diberikan kepada 15 kelompok Mangga peternak sapi, dengan dampak kerugian terbesar. Mereka berasal dari Kabupaten Lamongan, Magetan, Bojonegoro, Lumajang dan Blora. Dari 166 ekor sapi yang diternak ke-15 kelompok tersebut, sebanyak 130 ekor di antaranya terjangkit PMK. Akibatnya, 12 ekor mati, 107 ekor terpaksa dijual murah setelah dinyatakan sembuh dari PMK, dan sisanya masih proses penyembuhan.
"Bantuan ini memang tidak akan menutup seluruh kerugian Mangga akibat wabah PMK, tapi kami berharap bantuan ini mampu memotivasi para peternak untuk kembali bangkit," harap Dwi Satriyo.
Dwi Satroyo mengimbau kepada para peternak, khususnya di Jawa Timur untuk mengikuti program vaksinasi hewan ternak yang diselenggarakan pemerintah. Hal ini mengingat Jawa Timur merupakan provinsi dengan kasus PMK tertinggi secara nasional. "Semoga wabah PMK dapat segera dikendalikan di semua daerah di Indonesia, sehingga perekonomian peternak dapat pulih," tutup Dwi Satriyo.(hud/rd)