Petrokimia Gresik Luncurkan Eco-Dropbox, Solusi Pengelolaan Sampah
Petrokimia Gresik meluncurkan program Eco-Dropbox kerja sama dengan PT Rekosistem.
Gresik, HARIANBANGSA.net - Petrokimia Gresik meluncurkan program Eco-Dropbox kerja sama dengan PT Rekosistem. Upaya ini sebagai terobosan untuk pengelolaan sampah di lingkungan perusahaan.
Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo menyampaikan bahwa program Eco-Dropbox adalah salah satu cara yang dilakukan insan Petrokimia Gresik untuk memperingati Hari Peduli Sampah Nasional.
Perangkat Eco-Dropbo, yang bernama Waste Station sementara akan dipasang di lingkungan perusahaan sebagai pilot project. Tapi tidak menutup kemungkinan ke depan akan dikembangkan untuk masyarakat dengan melibatkan pemerintah daerah setempat.
"Kami menyediakan 5 Waste Station yang diletakkan di area perusahaan. Bagi karyawan yang mau memilah sampah, dan kemudian memasukkannya ke dalam Waste Station yang terletak di area perusahaan sesuai ketentuan, mereka akan mendapatkan dana e-wallet. Ini akan menjadi solusi untuk meperbaiki sistem pengelolaan sampah lebih baik dan efisien," ucap Dwi Satriyo.
Teknisnya, karyawan pertama kali harus memilah antara sampah anorganik dan minyak jelantah. Sampah anorganik yang dimaksud antara lain plastik, kertas, kaca, dan sampah berupa perangkat elektronik (e-waste) seperti handphone rusak, serta sampah berbahan logam (metal).
Setelah selesai dipilah, pastikan sampah tersebut bersih, dan kemudian dikemas dalam wadah tertutup, sehingga tidak tercecer. Kedua, karyawan harus membuka aplikasi Rekosistem yang dapat diunduh dari Playstore atau App Store. Selanjutnya memilih drop-in dan ikuti proses serta melengkapi data.
Tahapan ketiga dan keempat, karyawan harus menuliskan Waste-ID di setiap kemasan dan memfotonya. Terakhir, karyawan menyetorkan sampahnya di Waste Station terdekat. Sampah-sampah tersebut bernilai 800 per kilogram yang reward-nya akan otomatis masuk ke dalam saldo e-wallet.
Lebih lanjut Dwi Satriyo menjelaskan bahwa upaya tersebut menjadi langkah nyata perusahaan untuk meminimalisasi dampak sampah. Seperti diketahui, sampah tidak hanya meninggalkan masa padat, tapi juga menghasilkan gas emisi rumah kaca jika tidak dikelola dengan baik.
Menurut data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) timbulan sampah di Indonesia mencapai 18.893.843,32 ton/tahun. Namun, sampah yang terkelola masih 77.39 persen. Artinya masih jauh dari target Kebijakan Strategi Nasional (Jakstranas) dimana pada tahun 2025 target sampah terkelola mencapai 100 persen.
"Petrokimia Gresik sebagai industri manufaktur dan salah satu roda penggerak perekonomian bangsa tentu tidak dapat lepas dari sisa kegiatan usaha. Petrokimia Gresik selalu comply dalam melaksanakan kewajiban pengelolaan sisa kegiatan usaha guna mencegah terjadinya pencemaran lingkungan. Program Eco-Dropbox menjadi salah satu wujudnya," pungkas Dwi Satriyo. (hud/rd)