Petronas Kembangkan 2 Lapangan Migas di Jatim
Petronas Indonesia tengah mengembangkan 2 lapangan migas di Jatim.
Gresik, HARIANBANGSA.net - Petronas Indonesia tengah mengembangkan 2 lapangan migas di Jatim. Yang pertama, pengembangan sumur Hidayah-1 yang terletak di Wilayah Kerja North Madura II dan kedua, lapangan Bukit Tua Fase-2B yang ada di Wilayah Kerja North Ketapang.
Presiden Direktur PC Ketapang II Ltd dan Country Head Petronas Indonesia Yuzaini Md Yusof menyampaikan, menindaklanjuti penemuan cadangan minyak di sumur Hidayah-1 tahun 2021, Petronas Indonesia baru saja memasuki fase pengembangan (development phase).
“Aktivitas penting ini diharapkan menjadi fondasi yang kokoh untuk memperkuat pijakan kami di Indonesia dalam rangka memberikan pasokan energi yang aman dan berkelanjutan,” kata Yuzaini di acara media gathering dengan perwakilan media di Jawa Timur yang juga dihadiri oleh perwakilan SKK Migas Jabanusa, di Gresik, Senin (3/4).
Tidak hanya itu, Petronas Indonesia juga berkomitmen untuk terus memberikan nilai dan kontribusi positif kepada masyarakat di sekitar daerah operasi melalui Program Pengembangan Masyarakat (PPM). Tahun ini akan difokuskan pada bidang pendidikan, ekonomi, dan lingkungan.
Diketahui, Petronas Carigali North Madura II baru menemukan cadangan setelah melakukan pengeboran 3 sumur eksplorasi di wilayah ini. Sumur terakhir yang dibor adalah Hidayah-1 yang menghasilkan penemuan dengan estimasi cadangan minyak sekitar 88,55 Million Stock Tank Barrel (MMSTB).
Lapangan Hidayah berlokasi sekitar 6 km di utara Pulau Madura. Di kawasan ini beberapa lapangan migas sudah lebih dulu beroperasi. Adapun pengembangan Lapangan Hidayah ini diperkirakan menelan investasi hingga USD 926 juta (di luar sunk cost).
Biaya operasi termasuk PBB sampai lapangan mencapai economic limit sebesar USD 1,99 miliar, serta biaya Abandonment and Site Restoration (ASR) sebesar USD 201 juta. “Diharapkan lapangan ini akan mulai berproduksi (onstream) pada awal 2027 dengan tingkat produksi saat itu pada kisaran 8.973 barel per hari (BPH),” jelasnya.
Yuzaini mengatakan, ke depannya, Lapangan Hidayah ini akan menjadi salah satu kontributor penting untuk mencapai target produksi minyak 1 juta barel pada 2030.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Perwakilan SKK Migas Jabanusa Nurwahidi mengatakan, SKK Migas melakukan percepatan POD I Lapangan Hidayah. Diharapkan segera menambah produksi minyak, sehingga dapat berperan mengurangi impor minyak.
“Yang tidak kalah penting untuk menjadi perhatian adalah kondisi over suplai gas. Padahal tahun lalu kekurangan gas tetapi sekarang menjadi kelebihan, sehingga situasi ini pun menjadi tantangan tersendiri,” tukasnya.(mid/rd)