Pj Bupati dan Perumdam Tirta Argapura Bahas Penanganan Krisis Air Bersih
Krisis air bersih di Pulau Gili Ketapang bermula dari masalah pada saluran air bersih yang disalurkan Perumdam Tirta Argapura melalui pipa bawah laut. Pipa tersebut mengalami kerusakan yang menyebabkan masyarakat Desa Gili Ketapang tidak dapat memanfaatkan air bersih yang seharusnya disalurkan melalui sistem perpipaan tersebut.
Probolinggo, HB.net - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo bersama Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam) Tirta Argapura Kabupaten Probolinggo menggelar rapat koordinasi (rakor) membahas penanganan krisis air bersih di Pulau Gili Ketapang Kecamatan Sumberasih.
Rapat yang digelar di Peringgitan Rumah Dinas Bupati Probolinggo ini dihadiri Pj Bupati Probolinggo H. Ugas Irwanto, S.Sos., M.Si dan Direktur Perumdam Tirta Argapura Kabupaten Probolinggo Gandhi Hartoyo.
Krisis air bersih di Pulau Gili Ketapang bermula dari masalah pada saluran air bersih yang disalurkan Perumdam Tirta Argapura melalui pipa bawah laut. Pipa tersebut mengalami kerusakan yang menyebabkan masyarakat Desa Gili Ketapang tidak dapat memanfaatkan air bersih yang seharusnya disalurkan melalui sistem perpipaan tersebut.
Direktur Perumdam Tirta Argapura Kabupaten Probolinggo Gandhi Hartoyo menyampaikan permasalahan ini mulai terdeteksi pada Jumat (22/12/2024), ketika air tidak masuk ke Pulau Gili Ketapang. “Kami mulai mencari tahu besoknya, namun terkendala oleh arus bawah laut yang sangat kuat, sehingga pencarian hanya bisa dilakukan selama dua jam dengan visibilitas yang sangat terbatas,” ungkapnya.
Selanjutnya pada Minggu, tim gabungan dengan penyelam akhirnya menemukan titik kerusakan pada sisi selatan pipa, sekitar dua kilometer dari pantai dengan kedalaman 15 meter. “Proses pencarian dan perbaikan terganggu oleh kondisi cuaca buruk, namun akhirnya pada 25 Nopember 2024, pipa yang bergeser sejauh 900 meter ditemukan, terhalang oleh jangkar kapal yang diduga milik kapal tongkang,” jelasnya.
Usaha untuk memindahkan pipa ini membutuhkan tiga kapal sleret, namun pada 1 Desember 2024, upaya tersebut terhenti karena cuaca yang buruk. Pihak Perumdam kemudian meminta bantuan dari pihak lain dan memperoleh dua kapal dari KTI, namun upaya ini juga belum membuahkan hasil.
“Karena kesulitan ini, kami berkoordinasi dengan Syahbandar untuk meminta bantuan lebih lanjut, termasuk izin penyewaan kapal yang lebih besar. Kami akan melaksanakan pelaksanaan pemindahan pipa dengan kapal yang memiliki kekuatan 2500 tenaga kuda, yang empat kali lebih kuat dari kapal sebelumnya,” terangnya.
“Penyeretan perpipaan merupakan pilihan utama yang akan dilakukan, mengingat faktor waktu dan biaya. Kita berdoa semoga proses besok berjalan lancar tanpa kendala apapun,” kata Pj Bupati Ugas.
Pemkab Probolinggo juga mengupayakan pengiriman air bersih menggunakan truk tangki untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Desa Gili Ketapang sementara waktu. Ke depannya, Pemkab akan mempertimbangkan dua alternatif perbaikan pipa, yaitu penanaman pipa baru atau pengembangan teknologi penyulingan air dengan mempertimbangkan aspek biaya yang ada. (ndi/diy)