Tingkatkan Akurasi Data Spasial, ITS Luncurkan Low-Cost GNSS Receiver

Dalam upaya mendukung efisiensi pengelolaan data spasial, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) meluncurkan inovasi di bidang teknologi Global Navigation Satellite System (GNSS)

Tingkatkan Akurasi Data Spasial, ITS Luncurkan Low-Cost GNSS Receiver
Tampilan produk Low-cost GNSS Receiver dan Smart Geo-PD ITS buatan ITS yang siap digunakan.

Surabaya, HARIANBANGSA.net - Dalam upaya mendukung efisiensi pengelolaan data spasial, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) meluncurkan inovasi di bidang teknologi Global Navigation Satellite System (GNSS), yakni Low-Cost GNSS Receiver. Inovasi bernama Smart Geo PD ITS ini dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di seluruh Indonesia.

Ketua Tim Peneliti Mokhamad Nur Cahyadi menjelaskan bahwa selama ini PDAM sering menghadapi kesulitan dalam mengelola data spasial terkait lokasi meteran air pelanggan. Hal ini disebabkan oleh penggunaan perangkat GNSS yang berakurasi rendah dan memiliki harga mahal. “Kesalahan dalam mendata dapat memengaruhi kualitas pelayanan kepada masyarakat,” jelas dosen yang biasa disapa Nur ini.

Mengatasi hal tersebut, Low-Cost GNSS Receiver ini hadir sebagai solusi untuk mengatasi masalah ketidakakuratan data spasial. Dengan harga yang terjangkau dan memiliki tingkat kesalahan di bawah satu meter, inovasi ini mampu meningkatkan efisiensi operasional PDAM. “Efisiensi dapat diraih dengan memanfaatkan geotagging yang terintegrasi teknologi GNSS,” ujarnya.

Lelaki kelahiran 1981 ini menjelaskan bahwa Smart Geo PD ITS digunakan untuk memberikan geotagging (tanda koordinat) pada setiap aset. Dari data yang diperoleh kemudian diolah dalam sistem manajemen PDAM. Dengan data koordinat ini, petugas PDAM dapat memantau kondisi aset, merencanakan pemeliharaan, dan memastikan kelancaran distribusi air bersih.

Lebih lanjut, dosen Departemen Teknik Geomatika ITS ini memaparkan, Smart Geo PD ITS ini memiliki desain minimalis dan ringan sehingga memudahkan pegawai PDAM dalam membawa dan mengoperasikannya. Selain itu, perangkat ini dirancang tanpa kabel dan dilengkapi dengan baterai yang dapat diisi ulang. “Alat ini dapat terhubung dengan ponsel melalui koneksi bluetooth,” paparnya.

Tidak hanya mendata lokasi aset air pelanggan, Smart Geo PD ITS ini juga dapat mendata aset manajemen PDAM yang lain. Aset-aset tersebut meliputi jaringan perpipaan, lokasi rumah pompa, jembatan pipa, chamber, katup (valve), hingga sistem perlindungan katodik. “Dengan teknologi ini PDAM dapat bekerja lebih efisien, akurat, dan responsif terhadap kebutuhan pelanggan,” ungkapnya.

Nur menjelaskan bahwa pengembangan inovasi ini dihadapkan pada beberapa kendala, seperti pada perangkat lunak dan konektivitas jaringan. Hal tersebut dikarenakan program yang digunakan pada inovasi ini bersifat open-source. Oleh sebab itu, tim peneliti ITS ini harus melakukan penyesuaian dan pengembangan sendiri untuk memastikan alat berfungsi dengan baik.

Lelaki kelahiran Kota Blitar ini menyampaikan bahwa inovasi yang dirancang timnya tersebut memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 28 persen. Angka tersebut dicapai berkat penggunaan bahan produksi dalam negeri pada hampir seluruh komponen kecuali pada modul utamanya. “Hal ini membuat harga jual lebih ekonomis tanpa mengurangi tingkat akurasinya,” tuturnya.

Nur juga menjelaskan bahwa dalam proses pengembangan, timnya bekerja sama dengan PDAM Surya Sembada Kota Surabaya dan NCGeotech, sebuah unit bisnis dari PT ITS Tekno Sains. Saat ini, PDAM Surya Sembada Kota Surabaya telah menggunakan beberapa unit Low-Cost GNSS Receiver dalam operasionalnya. "Ini merupakan langkah awal kami sebelum mendistribusikan alat ini ke seluruh PDAM di Indonesia," ujarnya.

Perlu diketahui, inovasi ini juga merupakan bagian dari program Higher Education for Technology and Innovation (HETI) yang didukung oleh Asian Development Bank (ADB) melalui skema Entrepreneurship. Koordinator Riset dan Inovasi HETI-ADB Dr Latifah Nurahmi ST MSc menyampaikan harapannya agar alat ini dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan industri Indonesia.(rd)