PJB Kembangkan TMC GBG di DAS Brantas
PT Pembangkitan Jawa Bali (PT PJB) Unit Pembangkitan (UP) Brantas di Malang, menerapkan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC)
Malang, HARIANBANGSA.net - PT Pembangkitan Jawa Bali (PT PJB) Unit Pembangkitan (UP) Brantas di Malang, menerapkan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atau hujan buatan menggunakan metode Ground Based Generator (GBG) di Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas.
General Manager PT PJB Unit Pembangkitan Brantas Mochamad Fauzi Iskandar mengatakan, inovasi termutakhir ini pertama kali diterapkan di Pulau Jawa. TMC ini untuk mendongkrak bauran energi terbarukan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) daerah setempat.
Sebelumnya, hanya mengenal TMC menggunakan pesawat dalam menyemai natrium klorida (NaCl) ke dalam awan melalui udara. Kini, TMC GBG menghantarkan bahan semai berupa flare ke dalam awan dari darat di hulu DAS Brantas. Topografi wilayahnya pegunungan dan perbukitan yang lebih efisien.
"TMC GBG ini teknologi yang lebih pas saat ini. Kami memaksimalkan TMC dengan mengoptimalkan kondisi di wilayah sekitar," tegasnya saat pembukaan operasional TMC GBG.
Pelaksanaan TMC GBG ini dijadwalkan pada 6-17 Juni, sebagai upaya menjaga kontinuitas suplai air waduk. Khususnya memasuki musim kemarau. Upaya ini dilakukan dengan tetap berpedoman terhadap rencana alokasi air tahunan (RAAT) yang telah ditetapkan untuk memastikan volume air baku tetap terjaga secara kontinu.
Melalui koordinasi dengan Polres Malang, bahan semai flare ditempatkan pada tower GBG yang sudah dibangun oleh PJB di wilayah pegunungan sejumlah Kecamatan di Kabupaten Malang. Yaitu Wajak, Wagir, Tumpang, Karangploso. Lokasi lainnya di Gunung Panderman, Desa Pesanggrahan, Kota Batu.
Proses penyemaian awan menggunakan flare dilakukan di lima lokasi Kabupaten Malang dan Kota Batu berdasarkan hasil analisis cuaca oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Pelaksanaan TMC di DAS sudah mendapatkan izin dari Gubernur Khofifah April lalu.
Bahkan, PJB sudah melakukan sosialisasi ke masyarakat sekitar tower GBG. Hasil TMC memasuki musim kemarau ini diharapkan memberikan manfaat menambah pasokan air baku, irigasi pertanian rakyat seluas 101.180 hektare, dan PLTA setara 1 miliar kWh per tahun.
Senada, General Manager PJB Unit Pembangkitan Cirata Ochairialdy mengatakan, sebagai pembangkit listrik yang ramah lingkungan, PLTA Cirata juga akan menerapkan program serupa. Solusi mengembangkan ketersediaan dan kontinuitas energi primer air ini perlu untuk selalu didorong agar menjadi semakin baik secara kualitas dan kuantitas.
Plt Direktur Penguatan dan Kemitraan Infrastruktur Riset dan Inovasi BRIN, Salim Mustofa menyatakan, TMC statis GBG di DAS Brantas menjadi pilot project yang diharapkan memberikan kontribusi positif bagi ketahanan energi dan pangan khususnya di Jatim. (diy/rd)