PMK Bikin Panik Peternak Sapi Jombang

Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang sapi membuat kepanikan bagi peternak.

PMK Bikin Panik Peternak Sapi Jombang
Tim Dinas Peternakan Jombang mengecek kondisi sapi. Aan Amrulloh/ HARIAN BANGSA

Jombang, HARIANBANGSA.net - Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang sapi membuat kepanikan bagi peternak. Seperti yang terjadi di Kabupaten Jombang. Salah satu peternak, Choirul Amin, warga Dusun Kandangan, Desa Kepuhkembeng, Kecamatan Peterongan mengungkapkan, akibat merebaknya wabah PMK pengiriman sapi antar daerah pun dibatasi.

Tak hanya itu, pria 51 tahun tersebut mengatakan, jika harga penjualan sapi dimungkinkan akan turun drastis.

"Kalau kayak gini lambat laun perekonomian warga juga tersendat. Harga jual sapi berkisar Rp 20 juta, kalau terindikasi PMK harga bisa jadi cuma Rp 7 juta. Belum lagi belantik dan bakul berani mempermainkan harga, otomatis semakin anjlok,’" terangnya, Kamis (12/5).

Masih menurut Choirul, peternak sapi diliputi rasa panic. Sebab, ada kebijakan pemerintah yang membatasi pengiriman sapi ke sejumlah daerah, mulai Mojokerto, Gresik, hingga Lamongan.  "Beberapa daerah sudah tutup. Tidak boleh ada pengiriman sapi. Tentu ini membuat perekonomian jadi tersendat," jelasnya.

Saat ini, 25 ekor sapi yang dimiliki Choirul kondisinya masih sehat. Dirinya belum menemukan tanda-tanda maupun gejala yang mengarah PMK.  Namun, sebagai langkah antisipasi pencegahan PMK, Choirul rajin membersihkan kandang dan menyamprotkan cairan disinfektan. Ia juga membatasi pengunjung yang masuk ke kandang sapi miliknya.

"Sejauh ini tidak ada karena sapi masih sehat dan nafsu makan masih tinggi. Kami rutin bersihkan kandang dan melarang orang yang tidak berkepentingan masuk," tukasnya.

Terpisah, Kepala Dinas Peternakan Jombang, Agus Susilo Sugioto mengatakan, pihaknya membentuk tim satgas sebagai upaya deteksi dini untuk mengatasi PMK pada hewan ternak. "Kami terus bergerak melakukan pemeriksaan sapi. Yang paling banyak memang di Kecamatan Wonosalam," ujarnya.

Hingga kini, lanjut Agus, ia mengaku di Jombang belum ditemukan sapi positif PMK. Dua ekor sapi dari Kecamatan Tembelang dan Kecamatan Wonosalam yang sudah dicek sebelumnya, masih sebatas suspek.  Dua ekor sapi yang terkena wabah PMK itu bukan berasal dari Jombang. Melainkan dari peternak lain yang baru dibelinya secara online.

"Hasil laboratorium juga masih belum keluar. Sapi yang ada di Kecamatan Tembelang itu beli di Gresik, dan sapi di Wonosalam itu beli di Mojokerto," terangnya.

Meski demikian, upaya penyembuhan juga terus dilakukan sampai sekarang. Dari hasil pemeriksaan terakhir hari ini kondisi hewan ternak yang mengalami gejala mirip PMK, sudah membaik. Sapi-sapi tersebut sudah mau makan. "Kami imbau sapi yang sakit jangan dijual. Segera laporkan ke dinas, kami upayakan untuk penyembuhan," pungkas Agus.(aan/rd)