PPSDMPU Gelar Rakor, Tingkatkan Kualitas Pendidikan dan SDM Bidang Penerbangan
Ada 8 lembaga diklat penerbangan binaan yang terdiri dari Politeknik Penerbangan Indonesia (PPI) Curug, Politeknik Penerbangan (Poltekbang) Surabaya, Poltekbang Medan, Poltekbang Makassar, Poltekbang Palembang, Poltekbang Jayapura, Akademi Penerbang Indonesia (API) Banyuwangi dan Balai Pendidikan dan Pelatihan Penerbangan (BP3) Curug mengikuti rakor tersebut.
Surabaya, HB.net - Badan pengembangan SDM perhubungan (BPSDMP) melalui pusat pengembangan SDM perhubungan udara (PPSDMPU) terus berkomitmen meningkatkan kualitas pendidikan dan inovasi sumber daya manusia (SDM) di bidang penerbangan. Salah satunya dengan menggelar rapat koordinasi teknis di Hotel JW Marriot Surabaya.
Ada 8 lembaga diklat penerbangan binaan yang terdiri dari Politeknik Penerbangan Indonesia (PPI) Curug, Politeknik Penerbangan (Poltekbang) Surabaya, Poltekbang Medan, Poltekbang Makassar, Poltekbang Palembang, Poltekbang Jayapura, Akademi Penerbang Indonesia (API) Banyuwangi dan Balai Pendidikan dan Pelatihan Penerbangan (BP3) Curug mengikuti rakor tersebut.
Kepala Pusat Pengembangan SDM Perhubungan Udara, Heri Sudarmaji mengatakan, lulusannya setiap tahun rata-rata 1000-1500 an, sebelum adanya Covid-19. Lulusannya bisa terserap sampai 90-95 persen. Tetapi karena ada Covid-19 pada 2020, pihanya menyadari lesunya dunia penerbangan sehingga banyak airline juga tidak terbang bahkan ada yang merumahkan pegawainya sehingga lulusannya tidak semuanya terserap.
“Ini yang menjadi fokus kami, Insyaallah kondisi seperti ini adalah temporary tidak akan selamanya, kita harus tetap mencetak sumber daya khususnya di penerbangan, jangan sampai kita lengah, tahu-tahu kebutuhannya semakin banyak sehingga kita tidak siap,” terangnya.
Untuk itu, Heri meminta kepada adik-adik yang belum bekerja untuk bersabar, sambil menambah ilmu pengetahuan, menambah ketrampilan lain, agar saat dunia penerbangan sudah membutuhkan mereka sudah siap bekerja.
“Terkait digitalisasi, kita sudah merubah paradigma proses belajar mengajar secara online. Kalau dulu orang harus datang kekampus sekarang sudah online. Materi-materi sudah kita buat digital, kita sudah membuat Augmented Reality, Virtual Reality mungkin sudah ada 17-18 pelajaran. Kita Kerjasama dengan Seamolec Kemendikbud dan ini terus kita kembangkan sehingga membantu mempermudah anak-anak belajar,” ujarnya.
Harapannya, mereka bersaing di tingkat global karena memang, penerbangan regulasinya adalah regulasi internasional. “Logikanya sekolah di Jayapura atau di Palembang sama dengan sekolah di Prancis, namaya belajar runway, airport lighting, terbang, itu ya seperti itu, logikanya kita bisa bekerja dimana saja,” katanya.
“Yang perlu kita sadari kelemahan kita adalah komunikasi berbahasa asing. Jadi harus terus kita tingkatkan. Minimal tofelnya minimal 500,” pungkasnya. (dev/diy)