Produk Bawang Merah "Hunay" Probolinggo Bakal di Eksepor ke Jepang
Salah satu upaya yang dilakukan oleh Disperindag adalah dengan memfasilitasi penerbitan dokumen dan sertifikasi Hazard Anaysis Critical Control Point (HACCP) yang menjadi syarat utama perdagangan ekspor.
Probolinggo, HB.net - Produk olahan bawang merah merk “Hunay” saat ini telah merambah pasar ekspor ke Jepang. Tetapi kapasitas ekspor yang dilakukan masih sangat terbatas. Sebab produk dari UD Dua Putri Solehah Desa Tegalrejo, Dringu ini masih menggunakan pihak ketiga untuk melakukan ekspornya.
“Ibaratkan sebuah rumah, produk bawang Hunay ini hanya sebuah kamar kecil, sehingga tidak mampu berbuat lebih banyak lagi. Jika nanti sudah memiliki rumahnya, maka Hunay bisa melebarkan sayapnya untuk melakukan ekspor sendiri dengan kapasitas besar,” kata Plt Kepala Disperindag (Dinas Perindustrian dan Perdagangan) Kabupaten Probolinggo, Moch. Natsir.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh Disperindag adalah dengan memfasilitasi penerbitan dokumen dan sertifikasi Hazard Anaysis Critical Control Point (HACCP) yang menjadi syarat utama perdagangan ekspor.
“Jika sudah memiliki sertifikat HACCP, produk bawang Hunay sudah bisa untuk ekspor sendiri. Tetapi untuk mendapatkan sertifikat HACCP tersebut, tentunya ada sejumlah tahapan yang harus dilalui,” jelasnya.
Sebagai langkah awal, Disperindag telah menjembatani komunikasi antara Disperindag Provinsi Jawa Timur dan Sucofindo selaku konsultan yang menerbitkan dokumen HACCP tersebut.
“Paling cepat 2 bulan sertifikat itu sudah bisa diterbitkan, tetapi kami meminta satu bulan selesai,” terangnya.
Apabila sertifikat HACCP itu telah keluar terang Natsir, maka pihaknya akan ke Surabaya dan Jakarta untuk melakukan koneksi dengan Direktur Perdagangan Luar Negeri sehingga ke depannya ekspor tidak melalui pihak ketiga lagi.
“Dengan adanya sertifikat HACCP ini maka produk bawang Hunay bisa ekspor ke pasar internasional. Jadi tujuan ekspornya tidak hanya ke Jepang saja. Targetnya pada bulan Nopember 2021, produk bawang Hunay sudah bisa ekspor sendiri,” ujarnya.
Natsir menyebutkan produksi bawang merah di Kabupaten Probolinggo mencapai 84,54 ribu ton. Tentunya potensi yang melimpah ini sangat disayangkan kalau tidak dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk pasar ekspor. (ndi/diy)