Produk Herbal dan Madu Jatim Naik 4 Persen
UMKM di Jawa Timur (Jatim) memiliki peran yang sangat besar dalam perekonomian.
Surabaya, HARIAN BANGSA.net - UMKM di Jawa Timur (Jatim) memiliki peran yang sangat besar dalam perekonomian. Hasil perhitungan nilai tambah bruto koperasi dan UMKM yang dilakukan Dinas Koperasi (Diskop) UKM bekerja sama dengan BPS Provinsi Jatim pada 2019 menunjukkan, tahun 2018, UMKM memberikan kontribusi 56,93 persen terhadap PDRB Jatim.
Kepala Diskop UKM Mas Purnomo Hadi menjelaskan, kondisi pandemic yang terjadi saat ini menjadi benturan keras bagi UMKM dalam menjalankan usahanya. Berbagai kebijakan yang diambil pemerintah seperti PSBB, WFH, dan SFH menyebabkan UMKM mengalami permasalahan mulai penurunan penjualan, kesulitan bahan baku, produksi dan distribusi yang terhambat, hingga permodalan.
"Akan tetapi bukan UMKM namanya jika mereka harus menyerah dalam kondisi pandemi ini. Mau tidak mau, suka tidak suka UMKM harus berubah menyesuaikan dengan kondisi tatanan baru ini," paparnya.
Hasil pendataan UMKM terdampak Covid-19 dari kabupaten-kota, terdapat 89 persen produk UMKM mengalami penurunan permintaan. Mayoritas adalah produk mamin sebesar 65 persen, produk fashion sebesar 12 persen, dan handycraft sebesar 9 persen.
"Namun, produk minuman herbal dan madu naik meski hanya 4 persen.Kondisi ini kami perkirakan akan mengalami perubahan ke arah yang lebih baik sejalan dengan adanya berbagai program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dengan estimasi pertumbuhan nilai tambah UMKM sebesar 2-3 persen," ujarnya lagi.
Salah satunya seperti pelatihan-pelatihan singkat yang dilaksanakan oleh Klinik KUKM yang saat ini dapat diakses secara gratis di Channel Youtube Diskop UKM Jatim oleh masyarakat luas, terutama UMKM di Jatim.
"Harapan kami, UMKM dan IKM Jatim tetap semangat. Jangan pantang menyerah. Kami terus berupaya membantu supaya tetap bertahan dan berkembang. Adaptif, kreatif, inovatif, dan kolaboratif adalah kata kuncinya," tegasnya.
Ia mengajak semua pihak bersama-sama memajukan UMKM Jatim. Harus yakin bahwa produk UMKM tidak kalah dengan produk lain di pasaran. "Tapi, kita juga harus membuka diri terhadap segala kritik dan saran yang sifatnya membangun," pungkasnya.(sby1/rd)