Program Jatim Sehat Perlu Didukung
Mojokerto, HARIAN BANGSA - Saat ini Pemprov Jawa Timur menargetkan peningkatan kualitas dan keamanan layanan kesehatan secara terencana dan sistemik. Hal ini seiring dengan motto CETTAR (cepat, efektif efisien, tanggap, transparan, akuntabel, dan responsif). Artinya, secara sinergi berkomitmen saling bekerja sama dengan kesadaran dan moral, sehingga Program Jatim Sehat dapat terwujud.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Jatmiko sangat sepakat dengan pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat. Selain itu, pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai salah satu investasi dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas.
“Jawa Timur ikut mengambil peran dalam mewujudkannya. Program Nawa Bhakti Satya yang dicanangkan Pemprov Jawa Timur bukanlah sekadar janji. Mendukung penuh terhadap gubernur Jawa Timur yang terus menerus berusaha mengimplementasikan melalui networking dan terobosan inovatif,” jelas Jatmiko.
Program Jatim Cerdas dan Sehat merupakan salah satu terobosan menuju peningkatan derajat kesehatan. Gubernur memberikan kebebasan pada setiap level unit kerja untuk melakukan inovasi menarik dan melakukan penelitian. Hal ini menarik, karena kebijakan program bersinergi tidak hanya top down, tapi juga bottom up.
“Kebebasan tersebut memberi makna bahwa implementator kebijakan sampai dengan level bawah harus ikut berdaya upaya dan dengan kesadaran penuh bertekad mewujudkan Jatim Cerdas dan Sehat,” tukasnya.
Alhasil, berbagai program kerja telah diimplementasikan. Seperti Desa Sehat untuk memperkuat layanan kesehatan pedesaan (melalui ponkesdes akan terbentuk Community Nursing Center). Pendampingan poskestren untuk memaksimalkan pelayanan kesehatan di lingkungan pesantren. Kemudian, keterlibatan seluruh OPD terkait. Baik Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, dan Bapemas akan bisa segera direalisasikan untuk percepatan pemberdayaan dan kemandirian perempuan di Jawa Timur.
Kemudian, lanjut Marjuki, semua rumah sakit dan pelayanan kesehatan di Jawa Timur, dapat segera mengikuti program telemedicine Indonesia (Temenin). Dengan telemedicine maka insiden penyakit, profil kesehatan, sistem rujukan berjenjang dan terstruktur, dapat dilakukan dengan tepat dan cepat. Sehingga angka keparahan dan kematian dapat diturunkan. Dengan demikian, harapan hidup dapat ditingkatkan.
Kemudian, Program Gerakan Desa Sehat dan Cerdas (GDSC), dengan menerapkan parameter sehat indikator angka kematian ibu dan bayi.
“Pada intinya, kami mendukung kepemimpinan Ibu Gubernur Khofifah. Semoga Jawa Timur semakin mantap sebagai tolok ukur utama Indonesia, sehingga, kesehatan masyaratnya meningkat, " pungkasnya.(ris/rd)