Program Listrik Sang Naga Masuk Top 99 Sinovik
Program binaan PLN, Listrik untuk Sang Naga masuk Top 99 Kompetisi Sistem Inovasi Pelayanan Publik (Sinovik) yang digelar oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPANRB).
Banyuwangi, HARIAN BANGSA.net - Program binaan PLN, Listrik untuk Sang Naga masuk Top 99 Kompetisi Sistem Inovasi Pelayanan Publik (Sinovik) yang digelar oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPANRB).
Program inovasi dengan judul Penggunaan Lampu Tingkatkan Produksi Buah Naga telah mulai memasuki tahap penjurian Top 99 Sinovik. Pengecekan lapangan secara virtual dilaksanakan pada, Jumat (23/7) lalu.
Pengecekan lapangan dilakukan langsung dari lahan buah naga milik petani buah naga, Edi Purwoko, di Dusun Tambakrejo, Desa Bulurejo, Kecamatan Purwoharjo, Banyuwangi. Secara bergantian, para juri Sinovik yang terdiri atas JB.Kristiadi, Eko Prasojo, Haris Turino, R. Siti Zuhro, Tulus Abadi, dan ?Indah Sukmaningsih menggunakan kesempatan tersebut untuk tanya jawab langsung.
Inovasi penggunaan lampu tingkatkan produksi buah naga merupakan teknologi tepat guna penggunaan lampu di kebun buah naga pada malam hari. Hal ini untuk merangsang pembungaan merupakan gagasan dari PLN bekerja sama dengan Dinas Pertahanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banyuwangi. Saat ini total luasan lahan buah naga Banyuwangi sebanyak 3132 hektare. Dari luasan tersebut, terdapat 2608 hektare yang menggunakan lampu.
Dalam sesi tanya jawab tersebut, Manajer PLN Unit Induk Distribusi Jawa Timur UP3 Banyuwangi Krisantus H. Setyawan, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Banyuwangi Arief Setiawan, petani buah naga Edi Purwoko dan perwakilan pengelola UMKM Eldanan, menjawab beragam pertanyaan tentang manfaat dan efektivitas program inovasi penggunaan lampu pada pertanian buah naga.
"Kami mendorong petani buah naga menggunakan listrik untuk mendorong produktivitasnya. Kami juga menjaga keandalan pasokannya. Kerja sama PLN dan Pemkab Banyuwangi ini untuk meningkatkan perekonomian petani. Saat ini pelanggan petani buah naga kami sebanyak 12.743 pelanggan," papar Manajer UP3 Banyuwangi, Krisantus.
Elektrifikasi buah naga ini telah mendorong peningkatan perekonomian petani karena panen dapat dilakukan sepanjang tahun. Untuk 1 hektare lahan dengan penyinaran dapat menghasilkan buah naga sebanyak 77 ton tiap tahunnya dengan harga per kilogram berkisar antara Rp 4.000 hingga Rp 30.000. Tercatat sekitar 1.362 hektare lahan buah naga yang tersebar di daerah Pesanggaran, Siliragung, Tegaldlimo, Bangunrejo dan Purwoharjo sudah teraliri listrik.
Petani buah naga, Edi Purwoko bercerita sebelum menggunakan listrik buah naga hanya bisa dipanen satu musim saja. "Harga per musim panen itu sangat murah berkisar Rp 2-3 ribu saja. Sekarang dengan adanya inovasi ini perekonomian meningkat,” katanya.
Permintaan buah naga dari luar Banyuwangi luar biasa meningkat. Bahkan adanya pandemi tidak berdampak terhadap proses produksi dan permintaan pasar. Pengiriman buah tetap berjalan lancar. “Kami sampai mempekerjakan tenaga kerja dari wilayah di luar Banyuwangi," tambahnya.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani menyebut inovasi ini merupakan upaya Pemerintah Kabupaten Banyuwangi bersama masyarakat untuk meningkatkan produksi buah naga sehingga dapat meningkatkan perekonomian warga. (mid/rd)