Program Makanan Tambahan Bergizi Anak dan Pembangunan 152 Jamban, Pemkab Situbondo Alokasikan Rp 2 M Lebih
Situbondo, HB.net - Bupati Situbondo, Karna Suswandi memberikan perhatian serius terhadap masalah kesehatan keluarga dan lingkungan. Dalam berbagai kesempatan, Bupati menyampaikan pentingnya menjaga asupan gizi yang cukup bagi anak-anak. Begitu juga pentingnya keberadaan jamban untuk keluarga, demi lingkungan yang sehat dan aman.
Untuk memenuhi masalah-masalah tersebut, melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) memprogramkan kegiatan berupa Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada ribuan anak-anak, sedangkan untuk pembangunan jamban keluarga sebanyak 152 unit.
Untuk merealisasikan dua program itu, Dinkes mengalokasikan anggaran sebesar 251 juta rupiah untuk PMT, dan 1,9 miliar untuk pembangunan Jamban. Keseluruhan dananya, bersumber dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) tahun 2024.
Untuk menyukseskan kegiatan itu, Dinkes berkolaborasi dengan lembaga atau organisasi yang berkompeten di bidangnya. Untuk PMT menggandeng Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK), sedangkan program jamban bersama dengan kepala desa setempat.
"Pelayanan kesehatan gizi masyarakat ini berupa pemberian makanan tambahan untuk anak usia dini, TK dan RA. Total ada 4576 anak yang menjadi sasaran dalam program ini," ujar kepala Dinkes, dr. Sandy Hendrayono, Sabtu (25/5/2024).
"PMT ini bertujuan untuk meningkatkan status gizi dan mencukupi kebutuhan zat gizi anak-anak kita. Agar tercapainya status gizi dan kondisi gizi yang baik sesuai dengan umur anak tersebut," jelasnya.
Dokter Sandy optimistis dengan masifnya PMT ini bisa mencegah stunting pada anak dan menekan angka stunting itu sendiri. PMT yang dibagikan itu berisi dua butir telur dan susu lengkap dengan snak.
"Gerakan PMT ini sekaligus bagian dari program untuk mensosialisasikan tentang pentingnya makan-makanan sehat dan bergizi bagi anak-anak dalam pemenuhan gizi anak. Sebab, kita sangat serius dalam menangani penurunan angka stunting," imbuhnya.
Sedangkan untuk pembangunan jamban, dr. Sandy mengungkapkan akan dibangun di berbagai desa yang belum mendapatkan program sebelumnya.
“Sebanyak 152 jamban keluarga ini kami bangun di 26 desa dengan anggaran dari DBHCHT Tahun 2024," ujarnya.
Sandy mengungkapkan jika pembangunan jamban keluarga ini sudah dimulai dan ditargetkan rampung pada tahun 2024 ini.
"Kami menargetkan untuk bisa bebas ODF (Open Defecation Free -red) atau BAB sembarangan pada tahun 2024. Target tersebut sesuai dengan Instruksi Gubernur Jawa Timur Tahun 2021," ungkapnya.
Sandy juga mengatakan jika permasalahan ODF tidak bisa diselesaikan oleh Pemkab Situbondo saja. Oleh karena itu, harus ada kolaborasi, mulai dari pemerintah desa, kecamatan hingga pemerintah daerah.
"Sehingga kami Dinkes Situbondo melalui Puskesmas-Puskesmas untuk terus mengawal kegiatan-kegiatan yang menjadi prioritas guna menyelamatkan permasalahan ODF ini," pungkasnya. (sbi/ns)