Project Stop Serah Terima Program kepada Pemkab Pasuruan

Project STop Ocean Plastics (Stop) merayakan capaian penting di tahun ini.

Project Stop Serah Terima Program kepada Pemkab Pasuruan
Proses pemilahan sampah rumah tangga di TPST3R Lekok, Pasuruan.

Pasuruan, HARIANBANGSA.net - Project STop Ocean Plastics (Stop) merayakan capaian penting di tahun ini. Serah terima kemitraan kedua di Kabupaten Pasuruan, menjalankan target, dan mendemonstrasikan bagaimana kemitraan sektor publik dan swasta dapat mengurangi sampah dan kebocoran plastik ke lingkungan. Serta mendukung sirkularitas.

Dalam kesempatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN), Project Stop menyerahterimakan inisiatif ini kepada Pemkab Pasuruan untuk dikelola secara mandiri oleh pemerintah daerah dan masyarakat di Kecamatan Lekok dan Nguling.

“Sejak tahun 2019, kami telah bekerja sama dengan Project Stop Pasuruan untuk menyediakan sistem persampahan yang sirkular dan dapat diakses oleh masyarakat,” kata Bupati Pasuruan Irsyad Yusuf dalam acara serah terima

Pihaknya sangat senang dengan adanya kolaborasi multipihak yang dijalankan oleh pemerintah daerah untuk mempromosikan sistem pengelolaan sampah berkelanjutan yang menguntungkan secara ekonomi. Serta menyediakan peluang kerja baru bagi masyarakat setempat.

 

Diluncurkan pada tahun 2017 oleh Borealis dan Systemiq, Project Stop bekerja sama dengan sejumlah daerah di Indonesia untuk menciptakan sistem pengelolaan sampah yang sirkular dan efektif. Didukung oleh sektor industri dan mitra pemerintah, Project Stop bertujuan untuk mencapai nol kebocoran sampah ke lingkungan, mendaur ulang lebih banyak plastik, membangun program yang berkelanjutan secara ekonomi, dan berkontribusi pada ekonomi serta kesehatan masyarakat setempat.

Partisipasi masyarakat merupakan jantung dari program. Hingga saat ini, Project Stop Pasuruan telah menjangkau lebih dari 132.000 individu melalui layanan pengangkutan sampah, serta melakukan komposting dan daur ulang sampah di dua fasilitas TPS3R.

Tiap TPS3R memiliki kapasitas 25 ton per hari, dengan biaya sistem penuh mencapai USD 39/ton di Lekok dan USD 35/ton di Nguling, menciptakan 120 lapangan pekerjaan bagi masyarakat, dan mengumpulkan lebih dari 5.000 ton sampah. Termasuk di antaranya 700 ton plastik.(rd)