Sadar Diri, Pemudik Asal Jombang Minta Karantina

Sadar Diri, Pemudik Asal Jombang Minta Karantina
Bidan desa saat mengecek suhu tubuh warga yang dikarantina. Aan Amrulloh/ HARIAN BANGSA

Jombang, HARIAN BANGSA - Seorang pemudik asal Desa Tebel, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang menjalani karantina di Posko Terpadu Covid-19 yang disediakan oleh pemerintah desa (Pemdes) setempat.

Pemudik tersebut merupakan seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi yang berada di Pulau Bali. Dengan kesadaran diri, ia meminta untuk dikarantina di posko yang berada di Sekolah Dasar Negeri (SDN 2) Tebel.

Bidan Desa Yustik Restu Pratiwi saat ditemui wartawan mengatakan, sesuai dengan imbauan dari pemerintah bahwa jika ada pemudik yang pulang harus menjalani karantina selama 14 hari di posko yang telah disediakan pihak pemdes.

“Kita ikuti imbauan dari pemerintah agar melakukan karantina bagi para pemudik yang pulang ke kampung atau desa. Ini bertujuan untuk mencegah penyebaran Virus Corona, karena kita sendiri tidak tahu pemudik tersebut terjangkit atau tidak,” ucapnya, Minggu (12/4).

Saat ini, lanjut Yustik, yang menjalani karantina di posko sementara masih ada seorang mahasiswa yang telah usai menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi di Bali. Dengan inisiatif sendiri ia meminta untuk dikarantina.

“Ini ada salah satu warga yang dengan senang hati meminta dikarantina, karena datang dari wilayah Bali. Alasannya selain menaati peraturan pemerintah, ia juga ingin menjaga kesehatan, baik diri sendiri ataupun keluarganya. Namun hingga hari ke-5, mahasiswa tersebut tidak menunjukkan gejala sakit dan kondisinya cukup sehat,” imbuhnya.

Selain itu, terdapat sekitar 30 warga dari Desa Tebel yang datang silih berganti untuk memeriksakan kesehatannya di posko. Kebanyakan mereka adalah pekerja yang bekerja di luar kota yang tiap hari pulang.

“Para pekerja yang tiap hari pulang juga memeriksakan kesehatannya tiap hari, baik akan berangkat kerja maupun pulang. Jadi mereka sebelum pulang mampir ke sini dulu untuk cek kesehatan. Semua itu juga atas kesadaran masing-masing,” terang bidan desa.

Pemudik yang menjalani karantina tak hanya berdiam diri di ruang isolasi saja. Dia juga dihimbau untuk melakukan senam atau olahraga serta berjemur di terik matahari sesuai jadwal yang ditentukan petugas penjaga posko. Tujuannya agar tak jenuh dan tubuh menjadi sehat.

Sementara itu, Pemerintahan Desa Tebel menyediakan tiga ruangan isolasi yang berada di sekolah tersebut. Satu ruangan disediakan untuk pemudik dengan gejala tertentu. Misalnya batuk dan lain sebagainya. Satu ruangan untuk pemudik laki-laki tanpa gejala dan satu lagi untuk pemudik perempuan.(aan/rd)