Satgas BUS PATAS Sidak 5 Kios Pupuk
Ada 5 lokasi kios yang menjadi sasaran sidak. Sidak di wilayah Kecamatan Wonomerto sasarannya pada kios pupuk bersubsidi UD. Hadi Usaha dan kios pupuk bersubsidi Pulung Kencana.
Probolinggo, HB.net - Banyaknya pengaduan soal kelangkaan dan kenaikan harga HET pupuk bersubsidi mendapat perhatian Pemkab Probolinggo. Untuk itu, Satgas Bus Patas yang dikomandoi Sekda Ugas Irwanto langsung turun melakukan sidak disejumlah kios pupuk yang ada diwilayah barat Kabupaten Probolinggo.
Ada 5 lokasi kios yang menjadi sasaran sidak. Sidak di wilayah Kecamatan Wonomerto sasarannya pada kios pupuk bersubsidi UD. Hadi Usaha dan kios pupuk bersubsidi Pulung Kencana.
Tim Satgas BUS PATAS Pupuk Kabupaten melanjutkan penelusurannya pada kios pupuk bersubsidi Sumber Rejeki di wilayah Kecamatan Bantaran untuk mengetahui permasalahan kelangkaan maupun kepastian harga pupuk bersubsidi yang dijual kepada para petani. Lokasi selanjutnya pada kios pupuk bersubsidi Syafa’t di wilayah Kecamatan Leces.
Setelah dilakukan penelusuran dan kejelasan para penjual mengenai harga pupuk bersubsidi di setiap kios, ada 3 kios yang diberikan surat teguran. Sedangkan 1 kios tidak. Tidak hanya itu, bagi kios pupuk yang melanggar aturan atau tetap menjual pupuk yang tidak sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET), akan diberi sanksi yaitu menutup kiosnya dan tidak menjual lagi pupuk bersubsidi maupun non subsidi.
Ugas Irwanto menjelaskan, setelah melakukan penelusuran pada kios-kios penjulan pupuk bersubsidi, tiga kios telah ditemukan kejanggalan-kejanggalan dalam melakukan proses penjualan pupuk bersubsidi. Seperti harga jual pupuk bersubsidi tidak sesuai HET.
“Selain itu, kios berani menjual pupuk bersubsidi tidak sesuai ketentuan. Artinya melayani rekan petani tidak membawa identitas berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP),” katanya.
Sedangkan keberadaan pupuk dibutuhkan para petani di setiap kios-kios pupuk yang dikunjungi bahwasanya tidak ada kelangkaan pupuk subsidi. Artinya stok pupuk subsidi masih banyak dan masih cukup untuk kebutuhan para petani.
“Saya berharap, petugas PPL terus melakukan pendataan dan menyempurnakan dalam penggunaan pupuk bersubsidi. Alhasil data yang sudah ada itu tidak valid, kenyataannya di kios-kios sudah terbukti. Intinya banyak stok pupuk bersubsidi yang tidak terambil atau tidak terbeli semua sesuai KTP. Tetap masih kami telusuri dan apa penyebabnya,” pungkasnya. (ndi/diy)