Satu Abad Pondok Modern Darussalam Gontor, Khofifah: Kontribusinya Besar dalam Bangun Peradaban
Dalam sambutannya Gubernur Khofifah menyampaikan bahwa perjalanan pondok Gontor selama satu abad ini telah memberikan kontribusi besar bagi kehidupan masyarakat bangsa negara dan dunia.
Ngawi, HB.net - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menghadiri Peringatan 100 Tahun (1 Abad) Pondok Modern Darussalam Gontor di Pondok Modern Darussalam Gontor Putri Kampus 1, Ngawi, Kamis (28/9).
Dalam sambutannya Gubernur Khofifah menyampaikan bahwa perjalanan pondok Gontor selama satu abad ini telah memberikan kontribusi besar bagi kehidupan masyarakat bangsa negara dan dunia.
Pendidikan yang dikembangkan Pondok Gontor terus memberikan dampak pada peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Bahkan menurutnya pendidikan di Gontor menjadi bagian penting dalam membangun peradaban umat dan kemanusiaan.
Untuk itu secara khusus pesan Gubernur Khofifah ke depan adalah pendidikan yang dilaksanakan di Pondok Gontor harus berseiring dengan format memanusiakan manusia. Menjaga harkat dan martabat manusia seutuhnya.
“Inilah yang menjadi salah satu tantangan bagaimana peradaban kemanusiaan itu harus dibentengi oleh seluruh elemen strategis terutama yang berbasis pesantren,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Ia menyampaikan betapa pentingnya peran seluruh lini termasuk di dalam Pondok Gontor dalam memberikan warna pada peradaban Islam yang berseiring dengan digital IT.
Sejauh ini, Gubernur Khofifah juga telah melakukan upaya penguatan SDM Jatim dengan penguatan berbasis pesantren. Salah satu wujudnya adalah berjalannya pemberian beasiswa Pemprov Jatim bagi mahasiswa Jatim ke kampus Al Azhar Mesir yang sudah berlangsung selama tiga tahun.
“Insya Allah dua tahun lagi, paling tidak Jatim punya 80 doktor yang berbasis pondok pesantren dari beasiswa Pemprov Jatim. Dan ini juga bagian dari upaya kami utamanya bagi para guru-guru diniyah serta para pengelola pesantren memiliki basis keilmuan dan manajerial skill yang memungkinkan bisa memberikan referensi seluruh kekuatan yang ada tidak hanya di Jatim. Saya berharap, jejak Gontor misalnya bisa menyemai keilmuan di seribu pesantren lainnya di Indonesia ini bisa diikuti lembaga lain,” jelasnya.
Gubernur menambahkan, ini akan menjadi center of excellent bagi pesantren-pesantren dengan modernisasi kurikulum untuk bisa menyemai kepesantrenan dalam berbagai keilmuan di berbagai pesantren lain di seluruh Indonesia.
Tak hanya itu, Ketua Umum PP Muslimat NU ini juga menyampaikan bahwa kiprah pada seratus tahun perjalanan Pondok Modern Darussalam Gontor ini juga berperan besar dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
"Sebab, jika ingin membangun peradaban dunia dimulai dari Indonesia maka sesungguhnya entry point yang paling signifikan adalah melalui pendidikan dan ketika kita berbicara soal pendidikan karakter maka sesungguhnya proses sosialisasi dan intensifikasi pembinaan yang kuat itu juga ada di pesantren," jelasnya.
"Oleh karena itu multiplier effect dari kehadiran pondok pesantren termasuk dalamnya adalah Pondok Modern Darussalam Gontor ini sesungguhnya menjadi social capital yang luar biasa bagi bangsa Indonesia," imbuhnya.
Di akhir dirinya menyampaikan rasa terima kasih atas kesempatan yang diberikan dalam forum silaturahim pada momen peringatan seratus tahun Pondok Modern Darussalam ini.
Pada kesempatan ini, bersama Wakil Ketua MPR RI dan para pimpinan pondok, Gubernur Khofifah juga meresmikan Masjid Baitul Fauziah Pondok Gontor Putri 1. Prosesi peresmian ditandai dengan penekanan tombol sirine dan penandatanganan prasasti peresmian. Kemudian, usai penandatanganan bersama tamu VIP, Gubernur Khofifah melakukan sholat dhuhur dilanjutkan sujud syukur dalam rangka peringatan 1 abad Pondok Modern Gontor Darussalam.
Untuk diketahui, Masjid Baitul Fauziah dibangun dalam kurun waktu 1,5 tahun di lahan seluas kurang lebih 2.500 meter persegi. Dengan bangunan dua lantai, masjid mampu menampung hingga 6000 jamaah. Usai diresmikan, untuk pertama kalinya adzan dikumandsngkan dari kawasan Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 1 ini. Sebab selama ini, pondok hanya diisi oleh santriwati dan ustadzah. Kedepannya, dengan adanya masjid ini adzan akan dikumandangkan oleh santri maupun ustadz secara bergantian. (dev/ns)