SDN Purutrejo II dan Tembokrejo II Gelar Pondok Ramadan, Dispendikbud Apresiasi Status Sekolah Penggerak

"Kegiatan bulan Ramadan itu akan mendorong anak didik untuk menjadi insan yang beriman dan bertaqwa, serta berakhlakul Karimah " kata  Windah Silvi Hidayat.

SDN Purutrejo II dan Tembokrejo II Gelar Pondok Ramadan, Dispendikbud Apresiasi Status Sekolah Penggerak
Windah Silvi Hidayati Kasi Pendidikan Dasar Diepndikbud Kota Pasuruan.

Pasuruan, HB.net - Sekolah Dasar Negeri Purutrejo II, dan SDN Tembokrejo II, Purworejo, Kota Pasuruan, menggelar kegiatan Pondok Romadan. Dua lembaga tersebut dibawah satu orang Kepala sekolah yakni Asmaul Khusnah.

"Kegiatan Romadhon ini tujuan kami tak lain ingin mencetak karakter murid yang berdaya saing dan berakhlakul Karimah," kata Kasek Asmaul Khusna kepada HARIAN BANGSA di kantor SDN Purutrejo II.

Kedua lembaga itu punya keunikan tersendiri dalam menggelar kegiatan Pondok Ramadan. Misal di SDN Purutrejo II, ada kegiatan Kurma (Kuis ramadlan ceria). Kegiatan itu diisi dengan pembelajaran nonton video bersama yang mengisahkan nabi-nabi, dan usai video itu selesai anak-anak dikasih pertanyaan soal dengan sistem tebak-tebakan dari isi video yang sudah dipertontonkan tadi dan giat itu dikhususkan untuk kelas tiga.

Disamping itu juga ada kegiatan keterampilan membuat gantungan daur ulang bertema islami. Contoh, gantungan baju dari ada bertuliskan lafadz Allah, yang terbuat dari bahan daur ulang, seperti, bekas plastik permen, plastik Aqua, kertas dan lainya.

Dewan guru SDN Purutrejo II foto bersama.

Berbeda dengan SDN Tembokrejo II, disana yang ditonjolkan budaya busana Islam, semisal pakai jubah, ghamis, sorban dan untuk yang perempuan busana muslimah berhijab.

Sementara penilaian dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pasuruan, terkait kedua lembaga tersebut senada dengan yang disampaikan oleh kepala sekolah Asmaul Khusnah, bahwa mencetak siswa yang berwawasan agama dan berakhlakul karimah.

"Kegiatan bulan Ramadan itu akan mendorong anak didik untuk menjadi insan yang beriman dan bertaqwa, serta berakhlakul Karimah " kata  Windah Silvi Hidayati, Kepala Seksi Pendidikan Dasar Dispendikbud Kota Pasuruan, pada HARIAN BANGSA di kantornya, Selasa (4/4/2023).

Windah menjelaskan, Dispendikbud menekankan kepada para guru agar selalu sinergi dengan Walimurid. Pasalnya, pendidikan anak disekolah dan diluar tidak bisa maksimal tanpa ada kerjasama dari guru dan wali murid.

Disamping itu Windah menyarankan agar para wali murid tidak menggantungkan pendidikan anaknya kepada guru sekolah semata. Karena guru melakukan pengawasan kepada anak didik hanya ada saat kegiatan jam sekolah, diluar itu guru tidak aktifitas mereka masing-masing. Oleh karena itu jika orang tua tidak peka terkait pengawasan anaknya, khawatir anak didik terkontaminasi dengan pergaulan lingkungan sekitar yang kurang baik.

Dispendikbud Kota Pasuruan juga mengapresiasi menjadi sekolah dasar percontohan di Kota Pasuruan, karena satu-satunya SDN di Kota Pasuruan yang lulus seleksi sekolah penggerak yakni SDN Purutrejo II.  Dia menjelaskan bahwa SDN Purutrejo ini bisa dijadikan contoh untuk sekolah lainya, supaya pendidikan di kota Pasuruan punya daya saing tinggi. Windah menjelaskan bahwa program sekolah penggerak itu gagasan dari kementerian pendidikan langsung, oleh karenanya seleksi dan persyaratan kelulusanya diuji dari pusat langsung.

Adapun salah satu persyaratan utamanya adalah, kelengkapan bidang administrasi, kelayakan tata ruang sekolah, dan kompetensi tenaga didiknya juga teruji.

Disamping itu, guru yang mengajar di SDN Purutrejo II seluruhnya sudah lolos tahap refleksi di Aplikasi PMM (Platform Merdeka Mengajar) serta mendaftar sebagai PGP (Program Guru Penggerak). "Oleh karena itu guru yang sudah berstatus guru penggerak, bisa dijadikan Kepala sekolah itu kelebihan dari guru penggerak, jadi bisa dijadikan pelecut semangat bagi guru-guru kita," jelas dia.

Windah berharap agar SD yang ada di wilayah Kota Pasuruan untuk segera menyusul.(afa/ns)