Songsong Indonesia Emas 2045, Khofifah Tekankan Pentingnya Bekal Keterampilan Sosial untuk Generasi Muda
"Salah satu yang paling dibutuhkan adalah ketrampilan terkait complex problem solving dan social skill," ujar Khofifah.
Surabaya, HB.net - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan bahwa beberapa soft skill harus dikuasai SDM Indonesia menyongsong seratus tahun Indonesia di tahun 2045 mendatang.
"Salah satu yang paling dibutuhkan adalah ketrampilan terkait complex problem solving dan social skill," ujar Khofifah saat menjadi pembicara Seminar Indonesia Emas 2045 di Auditorium Gedung Q, Universitas Kristen (UK) Petra, Senin (25/7).
"Maka keterampilan yang dibutuhkan paling kuat adalah keterampilan sosial. Dari total 10 keterampilan yang dibutuhkan di era industri 4.0, 5.0 dan 6.0 yang tertinggi adalah complex problem solving dan yang kedua adalah social skill itu sendiri," ujar Khofifah.
Khofifah mengatakan, sinergitas antara semua pihak menjadi hal yang vital dalam menyongsong Indonesia Emas 2045 ini. Sebab, banyak sektor yang harus digerakkan untuk dapat memanfaatkan momentum yang ada.
"Untuk menyongsong Indonesia Emas 2045, tentu semua sektor harus membangun sinergi, semua sektor harus membangun partnership, semua sektor harus membangun kolaborasi. Termasuk di dalamnya adalah lembaga-lembaga perguruan tinggi, media dan tentunya masyarakat secara umum," terangnya.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur perempuan pertama Jatim itu juga menyebut bahwa menurut prediksi
Pricewaterhouse Coopers Indonesia diperkirakan akan menduduki peringkat ke-4 ekonomi terbesar dunia pada 2050.
Maka peran perguruan tinggi selain untuk menyiapkan SDM yang siap memimpin pada Indonesia Emas 2045, harus pula menyiapkan SDM yang dapat mewujudkan proyeksi ekonomi terbesar seperti yang dilaporkan Pricewaterhouse Coopers (PwC).
"Di era digitalisasi sistem ini juga sangat penting peran Perguruan Tinggi untuk membangun ekosistem digital di Jawa Timur. Maka diharapkan agar ada sinergitas antara pemerintah dan universitas-universitas, khususnya UK Petra ini," ucapnya.
Khofifah menerangkan, sebelum mencapai peringkat ke-4, pada 2030 prediksi McKinsey Indonesia akan menduduki peringkat ke-7. Di mana, Indonesia tepat berada di bawah negara besar seperti Cina, Amerika, India, Jepang, Jerman, Rusia, serta Brazil. Sedangkan UK dan Perancis berada di bawah Indonesia.
"Nanti saat 2050, di atas kita hanya akan ada Cina, India, dan Amerika. Negara lain seperti Brazil, Rusia, Meksiko, Jepang, Jerman, dan UK diperkirakan ada di bawah kita. Pertanyaannya, apakah kita sudah siap?" tutur Khofifah.
Lebih jauh, mantan Menteri Sosial RI itu menjelaskan bahwa nantinya akan dibutuhkan banyak reskilling untuk hal ini. Sebab, akan banyak sektor yang tenaga pekerjanya akan tergantikan oleh IT.
"Saat ini kita sudah harus bersiap menguasai skill yang dibutuhkan di masa depan. Indonesia Emas 2045 ini akan datang sebelum ekonomi besar kita di 2050 nanti. Jadi saya harap kita bisa mengambil momentum dan mewujudkan proyeksi yang ada," tutup Khofifah.
Sebagai informasi, acara ini merupakan bagian dari seremoni penerimaan mahasiswa baru UK Petra. Di mana, instansi tersebut menerima sebanyak kurang lebih 1.700 mahasiswa dalam pelaksanaa acara sejak 25 Juli - 22 Agustus 2022.
Selain Khofifah, turut jadi pembicara dalam seminar tersebut tokoh pemuda dan politisi Maruarar Sirait yang hadir secara online. (dev/ns)