SRPB Jatim Fasilitatori SPAB di SMPN 3 Kertosono

SMP Negeri 3 Kertosono, Nganjuk menggelar pelatihan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB), Rabu (4/12).

SRPB Jatim Fasilitatori SPAB di SMPN 3 Kertosono
Kegiatan SPAB di SMPN 3 Kertosono.

Nganjuk, HARIANBANGSA.net – SMP Negeri 3 Kertosono, Nganjuk menggelar pelatihan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB), Rabu (4/12). Pelatihan ini difasilitatori oleh Sekber Relawan Penanggulangan Bencana (SRPB) Jawa Timur.

Kegiatan ini mendapat sambutan hangat dari peserta didik dan tenaga kependidikan di sekolah yang berada di Desa Pandantoyo, Kecamatan Kertosono ini. Bahkan, Kepala Dinas Pendidikan Nganjuk Sopingi AP hadir dan membuka kegiatan ini.

“Dalam menghadapi bencana semuanya harus cancut tali wondo untuk saling membantu. Harus bareng-bareng. Kita tidak ingin terjadi bencana tapi setidaknya kita punya langkah-langkah yang pasti untuk dikerjakan saat terjadi bencana,” katanya di hadapan sekitar 50 guru dan 50 siswa yang menjadi peserta SPAB.

Sedangkan Wakil Manajer Pusdalops BPBD Nganjuk Erwin Naharuddin mengatakan, pihaknya sangat antusias menyambut kegiatan ini. Pasalnya, ada tindak lanjut saat beberapa guru SMP Negeri 3 Kertosono mengikuti Training of Facilitator (ToF) SPAB yang diadakan Ikatan Guru Indonesia (IGI), beberapa waktu lalu di Surabaya.

“Mohon nanti seusai pelatihan digetoktularkan kepada sekolah yang lain. Tidak hanya SMP saja, tapi juga SD sehingga percepatan SPAB terlaksana. Apalagi di Kabupaten Nganjuk ini ada 7 ancaman bencana. Selain itu, selama kurang lebih 5 tahun di Nganjuk masih terbentuk 3 sekolah yang terlaksana SPAB,” jelas Irwan.

Sementara, Kepala SMP Negeri 3 Kertosono Wuri Astuti beterima kasih sekolahnya bisa menjadi lokasi SPAB. Ia berharap beberapa guru yang telah mengikuti ToF SPAB yang diadakan IGI dan BPBD Jawa Timur bisa menerapkan dalam praktik pelaksanaan SPAB.

Materi yang diberikan kepada peserta di antaranya mengenai maksud dan tujuan pembentukan SPAB, melakukan kajian risiko bencana partisipatif, membuat  rencana aksi pengurangan risiko bencana (PRB), game partisipatif dengan para siswa, evakuasi korban bencana, pembuatan rambu dan jalur evakuasi, serta pembentukanTim Siaga Bencana Sekolah (TSBS).(rd)