Sulap DAS Penuh Sampah jadi Kolam Ikan Mandiri Listrik
Tim Fasilitator Gerakan Konservasi yang terdiri dari Dosen dan Himpunan Mahasiswa Teknik Manufaktur Kapal Politeknik Negeri Banyuwangi (Himatemaka Poliwangi) ini, juga menerapkan Teknologi Energi Hidro Vortex untuk menunjang upaya konservasi di kawasan tersebut.
Banyuwangi, HB.net - Tim Fasilitator Gerakan Konservasi membantu kelompok masyarakat di Kecamatan Songgon Banyuwangi menkonservasi daerah aliran sungai (DAS) Banyu Binau. Tepian DAS yang awalnya penuh tumpukan sampah, kini disulap menjadi kolam budi daya ikan. Bahkan lokasi ini bakal dijadikan salah satu destinasi wisata.
Tim Fasilitator Gerakan Konservasi yang terdiri dari Dosen dan Himpunan Mahasiswa Teknik Manufaktur Kapal Politeknik Negeri Banyuwangi (Himatemaka Poliwangi) ini, juga menerapkan Teknologi Energi Hidro Vortex untuk menunjang upaya konservasi di kawasan tersebut.
Project sosial ini disupport Pertamina Foundation melalui Program PFmuda 2022 dalam menuntaskan isu sosial dan lingkungan.
Ketua Tim Fasilitator Gerakan Konservasi, Yeddid Yonatan Eka Darma, S.T., M.S., mengatakan, project ini didasari akan pentingnya memanfaatkan sumber daya alam yang ada untuk meningkatkan perekonomian, sekaligus menjaga kelestarian lingkungan sekitar.
Terlebih, Kecamatan Songgon yang memiliki aliran sungai yang deras dan bersih, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai alternatif energi listrik sekaligus untuk tempat pembudidayaan ikan.
"Berkat dukungan Pertamina Foudation, kami bersama Pokmaswas dan Pokdakan Sumber Abadi menkonservasi DAS Banyu Binau, yang dulunya tempat pembuangan sampah kini disulap menjadi kolam budidaya ikan. Tempat ini, juga bakal dikonsep menjadi objek wisata," kata Yeddid yang juga merupakan Dosen Teknik Manufaktur Kapal Poliwangi, Senin (14/11/2022).
"Tak hanya itu, Kami terapkan teknologi Hydro Vortex yang mampu mengubah energi aliran air menjadi listrik. Alhamdulillah, teknologi ini mampu menghasilkan daya listrik 800 watt yang dimanfaatkan untuk penerangan jalan di lokasi DAS Banyu Binau," ujarnya.
Pelopor Kegiatan Barkanli, Wibi Untoro, berharap agar warga tidak lagi warga membuang sampah sembarangan usai adanya konservasi tersebut. Sumber daya alam yang melimpah jika dimanfaatkan dengan tepat akan dapat meningkatkan perekonomian.
Ketua Pokdakan Sumber Abadi, Johan Efendi, selama 8 bulan terakhir ini para pemuda dan warga pinggir kali setempat bertekad untuk menjaga kebersihan sungai. Alhasil, tepian DAS Banyu Binau yang dulunya penuh sampah, kini berubah 180 derajat menjadi bersih dan tertata rapi.
"Alhamdulillah, DAS Banyu Binau sekarang kami manfaatkan untuk tempat budidaya ikan. Hitung-hitung untuk menambah penghasilan, sekaligus memberdayakan pemuda yang masih menganggur. Bahkan, kami memiliki konsep lokasi ini akan kani jadikan tempat wisata juga," pungkasnya. (guh/diy)