Tadarus di Rumdis, Gunakan Al-Quran Raksasa 1 x1,5 Meter
Ketika dibacakan para hafidzul Quran, ada salah satu orang yang juga menjadi pembuka khusus berdiri disamping pembaca Al-Quran raksasa itu untuk membuka tiap lembar atau Mushaf al-quran.
Probolinggo, HB.net - Tadarus atau Hotmil Quran di Rumah Dinas (Rumdis) Wali kota Probolinggo, Habib Hadi menggunakan Al-Quran raksasa berukuran 1 meter X 1,5 Meter terlihat menarik. Ketika dibacakan para hafidzul Quran, ada salah satu orang yang juga menjadi pembuka khusus berdiri disamping pembaca Al-Quran raksasa itu untuk membuka tiap lembar atau Mushaf al-quran.
Al-Quran raksasa ini urutan ke 12 pembuatannya yang ditulis tangan oleh 3 orang dosen Universitas Sain Al Quran (Unsiq) Wonosobo dalam waktu pengerjaan 7 bulan (Maret-November 2022).
Al-Quran raksasa ini juga menggunakan kertas khusus dari percetakan Kudus. Dengan bobot total 160 kg, menghabiskan tinta sekitar 20 liter, pada waktu penulisan kondisi penulis haruslah suci (berwudhu) bahkan berpuasa.
“Jadi butuh dua orang untuk membuka lembaran ke lembaran, karena memang pesanan dari bapak wali kota dan juga pesan dari penerbit atau penulis supaya membukanya hati-hati. Karena ketika itu rusak, maka sulit kita mendapatkan Al-Quran yang sudah ada ini. Artinya, mulai dari kertas dan tulisannya itu tidak bisa sesuai dengan apa yang sudah kita dapat sebelumnya,” terang Ketua BAZNAS Kota, Hakimuddin, di sela acara berlangsung.
Tak hanya itu, menurut Hakimuddin pembacaan Al-Quran raksasa ini dilakukan untuk momentum Bulan Ramadan tahun ini.
“Di Bulan Ramadan ini kita perbanyak dalam bertilawah Quran. Seakan-akan Quran yang besar saja bisa kita baca, apalagi Quran kecil yang ada di rumah-rumah kita. Bahwa Al-Quran Akbar ini pertama kalinya kita baca di Kota Probolinggo dengan harapan dari bapak wali kota supaya ada koreksi baik dalam bentuk huruf ataupun harakaatnya,” tegasnya.
Tadarus bersama ini, terus dilakukan setiap hari selama Ramadan oleh 93 orang Hadfizul Quran.
"Target membaca setiap hari sekira 1.5 juz dengan pembacaan metode tartil oleh haafizh-haafizhah Kota Probolinggo. “Pada akhir bulan Ramadan Al-Quran raksasa ini sudah bisa khatam dan kita sudah bisa doa bersama,” pungkas Hakimuddin. (ndi/diy)