Takziah Kiai Jalal PP Nurul Qadim, Ketua PKS Jatim: Banyak Dapat Nasihat Beliau Semasa Hidup

Menurut Irwan, ia sering mendapatkan nasihat-nasihat penting dari Kiai Jalal semasa hidupnya. Termasuk saat menjenguk Kiai Jalal saat beliau sakit, beberapa waktu lalu.

Takziah Kiai Jalal PP Nurul Qadim, Ketua PKS Jatim: Banyak Dapat Nasihat Beliau Semasa Hidup
H. Irwan Setiawan Ketua PKS Jatim takziah dan tahlil di Ponpes Nurul Qadim Probolinggo, mendoakan KH Hasan Abdul Jalal. foto : istimewa.

Surabaya, HB.net - Jawa Timur kehilangan salah satu kiai karismatik, KH Hasan Abdul Jalal, pengasuh Ponpes Nurul Qadim Probolinggo yang wafat pada Jumat, 24 Maret 2023. Ketua DPW PKS Jawa Timur, Irwan Setiawan berkunjung untuk takziah dan tahlil.

Menurut Irwan, ia sering mendapatkan nasihat-nasihat penting dari Kiai Jalal semasa hidupnya. Termasuk saat menjenguk Kiai Jalal saat beliau sakit, beberapa waktu lalu.

"Alhamdulillah, berkesempatan mendapatkan nasihat-nasihat beliau. Semoga Allah ta'ala menempatkan beliau di tempat yang terbaik," kata pria yang akrab disapa Kang Irwan itu, dalam keterangannya, Senin (27/3/2023).

Irwan menceritakan kedatangannya pada Ahad, 26 Maret 2023 disambut oleh Kiai Mawardi, salah satu pengasuh Pondok Nurul Qadim, pria yang selama ini banyak dipercaya oleh Kiai Jalal.

Kiai Mawardi lalu mengantarkan Irwan untuk bertemu Gus Ubaid, putra Kiai Jalal yang memang menunggu para pentakziah yang hadir.

"Mohon dimaafkan untuk kesalahan Abah. Sebagai manusia biasa, Abah pasti juga punya kesalahan," ujar Gus Ubaid.

Gus Ubaid kemudian bercerita, menurut dokter, Kiai Jalal kecapean. Menurutnya, beliau jarang sekali istirahat. Aktivitas kesehariannya habis untuk mendidik dan menerima puluhan hingga ratusan tamu yang hadir setiap harinya.

"Bagi Abah, tamu itu sangat penting. Menghormatinya adalah kewajiban, siapapun tamunya. Karenanya, Abah akan melayani tamu, terserah tamunya mau pulang kapan," terangnya.

Bagi Gus Ubaid, Kiai Jalal adalah sosok pria yang tidak pernah memikirkan dunia untuk keluarganya.

"Kami anak-anaknya, setelah menikah tidak punya rumah. Abah juga tak punya keinginan membelikan sawah untuk anak-anaknya. Hubbud dunya-nya tidak ada. Abah hanya menjamin pendidikan," katanya.

Meski demikian, jangan ditanya tentang kepedulian Kiai Jalal pada lingkungan sekitarnya. Ia dikenal sangat ringan tangan.

Jika ada yang datang dan butuh bantuan, sebisa mungkin akan dibantu.

"Beberapa kali Abah meminjam uang untuk membantu orang yang datang dan membutuhkan bantuan," kata Gus Ubaid.

Kiai Mawardi menambahkan cerita tentang Kiai Jalal. Menurutnya aktifitas Kiai Jalal memang sangat padat.

 “Kiai selalu bangun sebelum jam 3 pagi, dan keliling ke seluruh asrama santri. Setelah semua dikelilingi, kiai kembali ke kamar. Saya yakin, beliau tidak tidur. Lalu, sebelum subuh berangkat ke masjid. Aktifitasnya berlanjut sampai Dhuhur,” tuturnya.

Kiai Mawardi menambahkan, Kiai Jalal bisa istirahat sebentar siang, lalu aktivitasnya berlanjut sampai malam hari, lalu selalu menyempatkan menemui para tamu. Selalu begitu setiap harinya.

"Kiai Jalal itu tidak pernah tidur, tapi tertidur. Beda dengan kita yang memang dengan sengaja tidur. Kiai Jalal tidak pernah mempersiapkan dirinya untuk tidur. Sering terlihat beliau tertidur, saat aktivitas," imbuhnya.

Kiai Jalal tak hanya dikenal sebagai pejuang pendidikan, beliau juga dikenal sebagai kiai yang sederhana dan zuhud. Kiai Mawardi bercerita kedermawanan Kiai Jalal.

"Jembatan antar desa saja sudah banyak yang beliau bangun, apalagi jika ngomong tentang bantuan ke mushola dan masjid. Beliau juga punya program bedah rumah," katanya.

Menurutnya, banyak hal baik dari Kiai Jalal yang harus jadi teladan dan pelajaran berharga untuk yang masih hidup.

"Kita iri dengan waktu wafatnya, hari Jum'at di Bulan Ramadhan, kita iri dengan banyak kebaikan beliau, dengan perjuangan beliau untuk ummat. In syaa Allah Kiai Jalal sudah aman di hadapan Allah, tinggal kita," pungkas Kiai Mawardi memberi nasihat. (mdr/ns)