Tanggung Jawab dan Moral Jadi Benteng Cegah KKN

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebut kekuatan tanggung jawab dan moral merupakan benteng utama mencegah tindakan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).

Tanggung Jawab dan Moral Jadi Benteng Cegah KKN
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa berpose dengan pemenang kompetisi Festival Cegah Korupsi.

Sidoarjo, HARIANBANGSA.net - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebut kekuatan tanggung jawab  dan moral merupakan benteng utama mencegah tindakan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Semakin  tanggung jawab  didukung kekuatan  moral, maka semakin kuat pula benteng tersebut menahan godaan untuk menghindari perilaku menyimpang.

Hal tersebut disampaikan Khofifah dalam puncak peringatan Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) Tahun 2021 di Pondok Pesantren Bumi Sholawat, Sidoarjo, Senin (13/12).

"Kami menyampaikan rasa terima kasih karena Hakordia tahun ini diselenggarakan di pondok pesantren (ponpes) yang terbukti mampu mendidik para santri memiliki integritas, akhlak dan moral untuk membangun nilai nilai kejujuran baik dalam bertindak maupun bersikap. Selain itu, pesantren Bumi Sholawat memiliki kekuatan jaringan nasional dan internasional," ungkapnya.

Khofifah mengatakan, bahwa pendidikan maupun ajaran di ponpes telah memberikan resonansi yang sangat kuat dan luar biasa dalam membangun seluruh sikap, tindakan dan perilaku yang dikemas dalam pengajian-pengajian produktif.

"Kami bersyukur di Ponpes Bumi Sholawat setiap Senin rutin menyelenggarakan  pengajian yang dihadiri oleh para pejabat di semua tingkatan. Baik eksekutif, legislatif dan intelektual  serta masyarakat umum dengan memberi pencerahan luar biasa. Semoga pengajian tersebut bisa membentuk akhlak dan moral para pejabat dan birokrat kita terhindar dari tindak korupsi," tegasnya.

Menurutnya, ponpes telah memberikan penguatan dan contoh strategis dalam membentuk mental dan perilaku santri yang hebat. Maka,  jajaran dari para birokrat untuk bersama sama melaksanakan tugas dengan baik dan tidak terlibat tindak pidana korupsi.

Gubernur perempuan pertama di Jatim itu menyebut, bahwa korupsi banyak terjadi akibat kesempatan hingga adanya penyimpangan akhlak maupun moral. Meskipun, rambu rambu aturan penegakan hukum secara berlapis telah dibuat.

"Kalau kita teguh terhadap amanat dan mandat yang diberikan kepada kita dengan penuh akuntabilitas dan tanggung jawab, insyaallah kita bisa menjalankan amanat itu dengan baik. Hal itu berarti pula kita tidak melakukan hal yang dilarang oleh regulasi serta tuntunan agama kita. Ditambah lagi telah banyak pengawasan yang dilakukan di internal dan eksternal," paparnya.

Dalam kesempatan tersebut, Khofifah juga menyerahkan penghargaan kepada dua pelajar asal SMKN 4 Surabaya yang berhasil mendapatkan juara 1 dan 3 dalam kompetisi Festival Cegah Korupsi berupa video animasi yang digelar oleh Irjen Kemendikbudristek. Kedua pelajar tersebut adalah Anissa Rafa Fajar dan Alyalla Rindu Cantika.

Sementara itu, Ketua KPK RI Komjen Pol (Purn) Firly Bahuri dalam sambutannya secara virtual menyampaikan, pencegahan tindak korupsi sudah sepatutnya pemerintah daerah mengambil peran untuk bersatu padu memberantas korupsi disemua lini.

Firli mengakui, perilaku korupsi masih sering dijumpai meskipun peraturan perundang-undang dan aturan lain sudah ada dan disahkan. Namun budaya korupsi masih kerap terjadi. Untuk itu, kebersamaan memberantas korupsi harus dilakukan oleh setiap masyarakat.

Menurutnya, keterbukaan, transparansi dan akuntabilitas sangat dibutuhkan untuk mencegah terjadinya korupsi oleh para koruptor.  "Saya memberikan apresiasi kepada gubernur Jatim yang telah menyelenggarakan kegiatan ini dan bersama-sama berkomitmen untuk memberantas korupsi. Kami berharap, semangat dan komitmen untuk menjaga bangsa dan negara dari praktik-praktik korupsi," ungkapnya. (dev/rd)