Tekan Inflasi, Pemkot Probolinggo Gelontorkan Migor 2.160 Liter Per Minggu
Probolinggo mendapat jatah 60 karton per minggu per pasar selama 4 kali kegiatan (1 bulan). 1 karton berisi 12 botol ukuran 1 liter. Tiap pedagang, diperbolehkan membeli maksimal 5 karton untuk dapat dijual kembali sesuai HET yakni sebesar Rp 14.000/liternya.
Probolinggo, HB.net - Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (DKUP) melalui Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pasar Kota Probolinggo bekerja sama dengan Disperindag Jatim menggelar operasi pasar. Dalam operasi pasar ini Minyakita dijual seharga Rp 12.600 per kemasan 1 liter. Sasarannya adalah para pedagang pasar di 3 lokasi, yakni Pasar Baru, Pasar Kronong dan Pasar Wonoasih.
Ditemui pada hari pertama operasi pasar Kamis, (23/02/2023) pagi, Kabid Perdagangan DKUP Erwan Kiswandoko mengatakan, kegiatan intervensi pasar ini sesuai dengan surat edaran dari Kementerian Perdagangan tentang penambahan jumlah distribusi minyak goreng, khususnya Minyakita di pasaran.
“Ini (operasi pasar) hasil pemantauan dari kementerian, untuk nasional itu pemasokannya terbatas, sehingga perlu adanya peran dari pemerintah untuk mengimbau kepada produsen untuk menambah pasokan,” terang Erwan saat memantau di Pasar Baru.
Probolinggo mendapat jatah 60 karton per minggu per pasar selama 4 kali kegiatan (1 bulan). 1 karton berisi 12 botol ukuran 1 liter. Tiap pedagang, diperbolehkan membeli maksimal 5 karton untuk dapat dijual kembali sesuai HET yakni sebesar Rp 14.000/liternya.
“Pasar Baru pagi ini, besok Pasar Kronong dan terakhir ada di Pasar Wonoasih, 1 bulannya di jatah 240 karton untuk 1 pasar,” jelas Kepala UPTD Pasar As’ari.
Setiap pedagang yang membeli Minyakita diminta menandatangani dokumen komitmen untuk menjual tidak lebih dari HET yang ditetapkan.
Yuliati, salah seorang pedagang di Pasar Baru yang mendapat kesempatan kulak Minyakita, mengaku permintaan masyarakat untuk produk minyak goreng kemasan ini masih tinggi.
“Banyak cari yang kemasan, paling ini nanti habis 3 atau 4 harian, setelah itu langka lagi, beralih ke curah lagi, kalau harapan saya minta (minyakita) agak banyak,” ungkap pedagang yang berdomisili di Sukoharjo itu.
Operasi pasar serupa masih berlanjut secara bergantian di Pasar Kronong dan Pasar Wonoasih. Dengan harapan dapat menekan laju inflasi yang disumbang dari minyak goreng kemasan. (ndi/diy)