tiket.com Ajak Orang Tua dan Anak Susun Rencana Liburan Bersama
Untuk terus menambah semangat dan inspirasi di masa-masa PPKM Darurat, tiket.com, pionir online travel agent (OTA) di Indonesia, menggelar sebuah webinar interaktif seru.
Surabaya, HARIAN BANGSA.net - Untuk terus menambah semangat dan inspirasi di masa-masa PPKM Darurat, tiket.com, pionir online travel agent (OTA) di Indonesia, menggelar sebuah webinar interaktif seru. Acara ini untuk berdiskusi dan berbagi beberapa kiat perencanaan liburan di masa mendatang saat masa PPKM Darurat selesai bagi orang tua yang memiliki buah hati.
Menurut Market Manager Attraction tiket.com Danny Wilson Peraji, perencanaan matang menjadi kunci lancarnya liburan keluarga. “Beberapa aspek yang perlu diperhatikan adalah durasi total liburan. Pasalnya, hal tersebut menentukan durasi perjalanan, jadwal dan jenis transportasi ideal, akomodasi yang cocok, serta kegiatan dan aktivitas selama berlibur,” katanya dalam siaran persnya, Rabu (14/7).
Pernyataan tersebut didukung oleh Nila Tanzil, seorang travel influencer yang juga adalah Founder Travel Sparks, “Anak saya berumur 6 tahun. Oleh karena itu, konsiderasi utama saya ketika merencanakan liburan adalah kesukaan anak,” katanya.
Hal tersebut dapat dilihat dari daya ketertarikan anak. Pengetahuan tersebut dapat menjadi fondasi dalam menentukan destinasi wisata. Contohnya, karena anaknya suka berenang, maka dia sering mengajak ke pantai dan danau. “Tidak hanya menikmati lautan, tetapi anak saya dapat belajar mengenai pengetahuan pelestarian bahari,” imbuhnya.
Tips lainnya yang dibahas dalam webinar ini adalah merencanakan liburan yang bertujuan untuk memperkuat ilmu pengetahuan anak-anak. Misalnya berkunjung ke kebun binatang, museum atau monumen bersejarah, hingga ke planetarium demi mengasah pengetahuan dan edukasi anak.
Gaya belajar anak berbeda satu dengan lainnya. Ada yang lebih gemar belajar lewat mendengarkan, ada yang lebih tertarik melihat gambar, ada yang semangat belajar jika bersentuhan langsung dengan objeknya. Ada juga yang memilih gaya belajar yang melibatkan fisiknya alias sambal bergerak kesana kemari.
Tugas sebagai orang tua adalah mengarahkan anak agar menikmati proses belajar mereka, apapun pilihan gaya belajar anak. “Misalnya seperti anak saya yang seorang visual learner. Pengalaman melihat langsung binatang di kebun binatang, yang tadinya hanya dia lihat di buku, akan berkesan di benak anak-anak, sehingga mereka lebih mudah dalam menyerap ilmu pengetahuan yang bermanfaat dan bernilai,” lanjut Nila.
Danny merekomendasikan tiket TO DO sebagai sarana untuk mencari berbagai kategori atraksi yang sesuai dengan hobi yang tetap memenuhi rasa penasaran serta menambah pengetahuan anak-anak.
“Menyusun rencana kegiatan liburan juga dapat melibatkan anak-anak, sehingga mereka dapat belajar manajemen waktu sedari muda. Tidak hanya itu saja, merencanakan liburan dapat membantu melepas rasa jenuh sejenak sehingga anak-anak kembali bersemangat karena ada reward liburan di depan mata yang akan mereka nikmati nantinya,” katanya.
Beberapa contoh atraksi edukatif dan menghibur di dalam jajaran kegiatan wisata yang dapat dipilih di tiket TO DO adalah seperti kunjungan ke Taman Safari Indonesia Bogor, Waterbom Bali, Dunia Fantasi Ancol, Amanzi Waterpark Palembang, dan masih banyak lagi.
Lalu, kreativitas edukatif tidak berhenti di situ saja, pengalaman otentik edukatif juga bisa dikemas dengan kreatif. Seperti Dokar Tour Experience Borobudur Magelang by Arowisata. Di sini anak-anak bisa belajar mengenai warisan budaya Candi Borobudur sembari naik delman.
Kemudian, anak-anak juga dapat belajar keanekaragaman budaya melalui kegiatan wisata kuliner. Salah satu contoh kegiatannya seperti Education and Activity Tour by Pod Chocolate dan Cooking Class Balinese Menu di Bali. Kemudian juga ada pengalaman Piknik di Dagi Abhinaya Borobudur.
Menanggapi diskusi perihal penyusunan rencana, Nila membagikan tips berdasarkan pengalaman pribadi, “Ketika liburan bersama anak-anak, kita perlu mempertimbangkan jumlah kegiatan per hari. Idealnya adalah 2 hingga 3 aktivitas, karena anak-anak butuh waktu lebih lama untuk menyesuaikan diri dengan sebuah destinasi,” jelasnya.
Jika terlalu banyak acara atau lokasi kunjungan, maka anak-anak akan gampang lelah dan rewel. Itulah sebabnya, merencanakan kegiatan bersama anak-anak harus lebih santai.(rd)