Tingkatkan Pembangunan Peternakan di Provinsi Jawa Timur,  Disnak  Lakukan Optimalisasi Bioteknologi Reproduksi Transfer Embrio

Tingkatkan Pembangunan Peternakan di Provinsi Jawa Timur,  Disnak  Lakukan Optimalisasi Bioteknologi Reproduksi Transfer Embrio
Aplikasi transfer embrio pada peternakan rakyat.

Surabaya, HB.net - Sebagai wujud nyata upaya peningkatan populasi, produktivitas ternak dan pelestarian Sumber Daya Genetik Hewan (plasma nutfah) sapi lokal yang ada, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Inseminasi Buatan (IB) Dinas Peternakan (Disnak) Provinsi Jawa Timur melakukan optimalisasi Bioteknologi Reproduksi Transfer Embrio (TE).

Bioteknologi Reproduksi telah berkembang yang semula dikenal Kawin Suntik atau Inseminasi Buatan, saat ini terdapat terobosan baru yang dikenal dengan Bayi Tabung atau Transfer Embrio.

"Berbagai manfaat dan keunggulan yang dapat diperoleh dengan optimalisasi kegiatan TE diantaranya mampu menghasilkan calon Pejantan Unggul (Bull) yang bisa digunakan untuk produksi semen beku di Balai Inseminasi Buatan baik Nasional maupun Daerah. Untuk pengembangan program perbibitan (Breeding), dapat mengoptimalkan produksi embrio dari sapi betina unggul yang biasanya hanya mampu menghasilkan satu atau maksimal dua bibit unggul dalam jangka waktu sembilan bulan bunting melahirkan, menjadi dapat menghasilkan lebih dari 25 embrio unggul pertahun yang dapat digunakan oleh 25 ekor calon indukan lainnya, " kata Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, Dr. Ir. Indyah Aryani, MM, di Surabaya, Senin (16/12). 

Selain manfaat diatas, lanjut dia, TE diperlukan untuk menghasilkan bibit murni (pure breed), dapat mengurangi biaya transportasi penyebaran bibit unggul, mengurangi resiko penyebaran penyakit hewan menular, memiliki manfaat ganda yang diperoleh dari keturunan sifat kedua induknya, dapat memperpendek calving interval sehingga perbaikan mutu genetik ternak lebih cepat dilakukan, menunjang upaya permuliaan dan pemurnian ternak lokal (Plasma Nutfah) dengan tersedianya bibit ternak lokal yang memiliki mutu genetik unggul.

Optimalisasi pelaksanaan kegiatan TE juga dilakukan dengan kolaborasi sinergis bersama stakeholder terkait seperti Dinas yang membidangi fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan di Kabupaten/Kota, pelaku usaha perbibitan ternak, akademisi dan media yang ada di Provinsi Jawa Timur.

Indyah mengatakan, pada tahun 2024 ini telah dilakukan aplikasi sejumlah 136 dosis yang tersebar di 12 Kabupaten atau Kota.

Pedet Brahman hasil transfer embrio.

Pada tahun 2025 telah direncanakan produksi embrio sapi Madura di Wilayah Sumber Bibit (Wilsumbit) PAPABARU Kabupaten Pamekasan sebagai upaya untuk meningkatkan mutu genetik sapi Madura yang merupakan Plasma Nutfah Lokal Jawa Timur.

Demi mengoptimalkan kebermanfaatan pedet hasil TE, maka bentuk kegiatan yang dapat dilakukan adalah dengan penjaringan ternak. Sebelum dijaring, dilakukan penilaian kelayakan anak hasil TE sebagai calon Bull produksi semen beku atau calon indukan unggul. Penilaian yang adalah secara kualitatif yaitu ciri sesuai bangsa, kesehatan dan keaktifan maupun kuantitatif yaitu ukuran parameter tubuh (uji performance) dan kualitas sperma secara mikroskopis.

Penjaringan hasil Transfer Embrio Betina digunakan sebagai penghasil ternak bibit di UPT PT dan HMT milik Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, sedangkan Jantan digunakan sebagai penghasil Sperma di Balai Inseminasi Buatan.

Dia berharap, kegiatan Transfer Embrio yang dilakukan di Jawa Timur mampu menghasilkan bibit galur murni berbagai rumpun sapi seperti sapi Madura, Peranakan Ongole, Simental, Limousin, Angus dan beberapa sapi eksotik lainnya.

Dengan produksi bibit sapi galur murni di dalam negeri memberikan keuntungan bibit yang dihasilkan telah beradaptasi dengan lingkungan Indonesia sehingga lebih tahan terhadap penyakit, mampu berkembang dengan baik pada berbagai cekaman lingkungan dan mengurangi ketergantungan terhadap impor bibit sapi. (mid/ns)