Tolak Tambang Emas, Ratusan Warga Hadang Tim BSI

Bentrokan nyaris terjadi saat tim survey PT. BSI hendak memasuki kawasan gunung yang bersebelahan dengan gunung penghasil emas, tumpang pitu.

Tolak Tambang Emas, Ratusan Warga Hadang Tim BSI
Ratusa warga saat menghadang tim Survey BSI.

Banyuwangi, HB.net - Kian memanas, ratusan warga tolak tambang emas di Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, kembali menghadang tim PT. BSI yang hendak melakukan survei ke Gunung Salakan, Sabtu (27/08/2022).

Bentrokan nyaris terjadi saat tim survey PT. BSI hendak memasuki kawasan gunung yang bersebelahan dengan gunung penghasil emas, tumpang pitu. Warga tolak tambang kembali marah. Penolakan segala aktifitas rencana penambangan emas di Gunung Salakan yang selama ini mereka suarakan, tak didengar.

Beruntung polisi yang telah disiagakan mengantisipasi adanya gejolak warga berhasil meredam massa. Tim survei PT. BSI pun untuk kesekian kalinya gagal menjalankan misinya.

"Gunung Salakan adalah harga mati bagi kami. Sampai akhir hayat, kami pertahankan gunung salakan ini  jangan sampai ditambang," kata Mat salah seorang warga tolak tambang yang merupakan seorang nelayan setempat.

Bukan tanpa sebab warga tolak tambang bersikeras menolak Tim BSI melakukan survei di Gunung Salakan. Menurut Mat, selain dampak sosial, jarak Gunung Salakan dengan permukiman warga sangatlah berdekatan. "Jaraknya, hanya ratusan meter saja," ujar Mat.

Apalagi, kata Mat, Gunung Salakan merupakan satu-satunya tempat perlindungan warga pesisir Dusun Pancer atas bencana tsunami yang setiap saat mengancam.

"Cukup bayang-bayang bencana tsunami saja yang dapat menghancurkan dusun kami. Jangan ditambah bayang-bayang kehancuran karena tambang, akibat ulah manusia. Cukup Gunung Tumpang Pitu saja, jangan Gunung Salakan," ujarnya.

Mat pun bersyukur aksi penghadangan ratusan warga tolak tambang, berhasil diredam Polisi. Jika tidak, pertumpahan darah pasti terjadi.

Senior Manager Eksternal Affair PT. BSI, Bambang Wijonarko, enggan berkomentar terkait peristiwa penghadangan tersebut. Menurutnya, bukan wewenangnya berkomentar di media. Dia pun meminta media ini untuk konfirmasi secara resmi dan tertulis yang nantinya akan disambungkan ke bagian komunikasi PT. BSI.

"Kami memang bagian EA, tapi di bagian kami tidak diperkenankan untuk memberikan statement," kata Bambang via telepon.

Ia menyarankan mengkonfirmasi langsung ke PT. Merdeka Copper Gold, perusahaan induk BSI. Namun, setelah dihubungi melalui pesan WhatsAppnya, Tom Malik mengatakan, BSI yang berhubungan dengan EA membawahi komunikasi dan media adalah Bambang. "Pak Bambang adalah orang tertinggi di BSI untuk urusan EA, tulis Tom Malik dalam pesan WhatsAppnya. (guh/diy)