Ubah Eks RPH Babi Pegirian Jadi Tempat Kuliner Baru

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi akhirnya mengubah fungsi eks Rumah Potong Hewan (RPH) Babi Pegirian, menjadi Serambi Ampel.

Ubah Eks RPH Babi Pegirian Jadi Tempat Kuliner Baru
Wali Kota Surabaya saat meresmikan Serambi Ampel, tempat kulineran baru di kawasan Wisata Religi Sunan Ampel, Selasa (5/3).

Surabaya, HARIANBANGSA.net - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi akhirnya mengubah fungsi eks Rumah Potong Hewan (RPH) Babi Pegirian, menjadi Serambi Ampel. Serambi Ampel kini telah dibuka dan diresmikan secara langsung oleh Wali Kota Eri, sebagai tempat kulineran baru di kawasan wisata religi Sunan Ampel, Selasa (5/3).

Wali Kota Eri mengatakan, peresmian Serambi Ampel adalah sebagai langkah awal Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya penataan kawasan wisata religi Sunan Ampel. Selain itu, juga sebagai tanda terima kasih dirinya kepada para kyai, ulama, dan habaib di Kota Surabaya, khususnya Sunan Ampel.

“Nanti dibuat gapura, nanti kita tata semuanya, ini sebagai rasa terima kasih kita kepada makhluknya Gusti Allah, Sunan Ampel,” kata Wali Kota Eri.

Peresmian Serambi Ampel turut disaksikan oleh jajaran DPRD Kota Surabaya, kepala perangkat daerah (PD), hingga para kiai, ulama, serta tokoh masyarakat (Tomas) di lingkungan wisata religi Sunan Ampel.

Menurutnya, tanpa ada dukungan dari para kyai, habaib, ulama, dan jajaran DPRD di Kota Surabaya, Serambi Ampel tak akan bisa diwujudkan pada hari ini. “Ini semua hadir anggota DPRD dan pimpinan DPRD, menunjukkan sinergitas kita. Karena kepentingan umat adalah segala-galanya,” ujarnya.

Wali Kota Eri menjelaskan, Serambi Ampel adalah tempat makan dan kulineran baru di wisata religi Sunan Ampel. Di dalamnya, terdapat ratusan pedagang usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Ada berbagai macam UMKM makanan dan minuman. Mulai dari makanan berat hingga makanan ringan yang dijajakan di dalam Serambi Ampel.

Bangunan Serambi Ampel yang dulunya dijadikan sebagai RPH Babi, kini suasananya sudah jauh berbeda dari sebelumnya. Di dalamnya telah tertata rapi meja dan kursi ala kafe kekinian. Ditambah lagi, suasana bangunannya yang klasik khas eropa, bikin tempat ini semakin betah untuk dijadikan pilihan tempat kongkow seharian.

UMKM yang berada di dalam Serambi Ampel adalah para pedagang yang berasal dari wilayah Kecamatan Simokerto, Kecamatan Pabean Cantikan, dan Kecamatan Semampir. Pedagang yang direlokasi ke Serambi Ampel, totalnya sebanyak 161 orang.

“Jadi ada yang masuk di Serambi Ampel, yang di Jalan KH. Mas Mansyur pindah ke Jalan Kalimas Timur, yang sebelahnya sungai, jadi sebagian di sana, sebagian di sini,” jelasnya.

Ia memaparkan, Pemkot Surabaya akan melanjutkan penataan dengan membuat gapura Ampel di Jalan KH. Mas Mansyur. Gapura tersebut sebagai tanda titik keluar dan masuknya ke kawasan wisata religi Sunan Ampel.

“Insyaallah nantinya akan benar-benar menjadi kawasan. Dan di depan ini, (SWK Pegirian) itu juga akan kita ubah total nanti. Jadi akan mewujudkan koneksitas dan bentuknya seperti kawasan religi,” paparnya.

Di samping itu, Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Dinkopumdag), Dewi Soeriyawati mengatakan, total keseluruhan pedagang yang direlokasi sebanyak 250 orang. Sebanyak 161 pedagang dipindahkan ke dalam Serambi Ampel dan 89 pedagang lainnya direlokasi ke parkir bus kawasan wisata religi Ampel.

“Dari Kecamatan Semampir ada 138 pedagang, Kecamatan Pabean Cantikan 78 pedagang, dan 34 pedagang dari wilayah Kecamatan Simokerto. Shift-shiftan, pagi sama malam, karena kan kita harus memasukkan semua,” kata Dewi.

Ia berharap, dengan adanya Serambi Ampel, kawasan wisata religi tersebut semakin tertata ke depannya. Tak hanya itu, diharapkan fasilitas itu bisa membuat pedagang betah dan menetap untuk berjualan. “Semoga dengan merelokasi para pedagang ini menjadikan kawasan wisata religi Ampel menjadi lebih tertata,” pungkasnya. (ari/rd)