Uji Coba Belajar Tatap Muka Dilakukan Bertahap
Uji coba belajar tatap muka sudah mulai diberlakukan di Jawa Timur sejak Selasa (18/8). Beberapa kabupaten telah menerapkan uji coba tersebut. Salah satunya di Kabupaten Nganjuk.
Nganjuk, HARIAN BANGSA.net - Uji coba belajar tatap muka sudah mulai diberlakukan di Jawa Timur sejak Selasa (18/8). Beberapa kabupaten telah menerapkan uji coba tersebut. Salah satunya di Kabupaten Nganjuk.
Untuk memastikan uji coba belajar tatap muka berjalan lancar dengan mengedepankan keamanan siswa dan protokol kesehatan, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau tiga sekolah di Kabupaten Nganjuk, Senin (24/8).
Tiga sekolah yang ditinjau Gubernur Khofifah, yaitu Sekolah Luar Biasa (SLB) Shanti Kosala Mastrip Nganjuk, SMKN 1 Tanjung Anom Nganjuk, dan SMAN 2 Nganjuk. Tiga sekolah tersebut membuka uji coba sekolah tatap muka dengan jumlah siswa terbatas sekitar 25 persen dari jumlah normal. Rencananya uji coba ini akan dilakukan mulai tanggal 18 sampai dengan 31 Agustus 2020.
Uji coba pembelajaran tatap muka di sekolah pada jenjang SMA/SMK/SLB dilakukan secara terbatas dan hati-hati dengan menjadikan prinsip keselamatan jiwa dan raga seluruh guru, siswa, beserta keluarganya sebagai prinsip utama. Melalui penerapan sepenuhnya protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19.
Seusai mengunjungi ketiga sekolah tersebut, Gubernur Khofifah mengatakan, uji coba pembelajaran tatap muka ini dimulai secara bertahap, bertingkat, dan berlanjut. Secara bertahap siswa yang diperbolehkan masuk sebanyak 25 persen dari total siswa yang ada di sekolah. Kemudian Satgas Covid-19 di kabupaten-kota memberikan rekomendasi bagi seluruh penyelenggara sekolah baik SMA, SMK, SLB untuk pelaksanaan uji coba pembelajaran tatap muka.
“Ini merupakan hari pertama pada minggu kedua dalam pelaksanaan uji coba belajar tatap muka langsung secara bertahap. Senin yang lalu kami ke Kota Probolinggo, minggu kedua ini kita ke Kabupaten Nganjuk,” katanya.
Lebih lanjut disampaikannya, setelah pelaksanaan ini akan dilaksanakan evaluasi proses uji coba yang diadakan selama tiga minggu. Ini penting, karena yang menjadi prioritas utama adalah kesehatan dan keamanan seluruh siswa dan guru.
Setelah pelaksanaan ujicoba pembelajaran tatap muka selama bulan Agustus 2020, akan dilakukan evaluasi secara komprehensif bersama seluruh stakeholders, yakni pemkab-pemkot atau Gugus Tugas Covid-19 setempat, Cabang Dinas Pendidikan Wilayah, MKKS, Komite Sekolah dan Dewan Pendidikan untuk pelaksanaan tindak lanjut berikutnya.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Wahid Wahyudi mengatakan, proses belajar mengajar uji coba terbatas SMK, SMA,SLB ini berjalan dengan baik, dan protokol dilakukan dengan ketat. Bahkan di SMK 2 Nganjuk ini pengamanannya ada tiga lapis. Selain masker siswa juga memakai face shield, dan di bangku dipasang pelindung, jaga jarak selalu dimonitor.
"Saat kita di Probolinggo, ada petugas yang selalu keliling. Apabila ada yang bergerombol diingatkan. Jadi alhamdulillah ini kita evaluasi dan setelah tiga minggu nanti kita akan merumuskan kebijakan baru," ujar Kadindik.
Wahid menerangkan, di Jawa Timur ini ada SMA, SMK, SLB total ada 70 sekolah yang melakukan uji coba sekolah. Berdasarkan laporan dari Kepala Dinas Kesehatan Nganjuk, Saat ini kabupaten ini dalam posisi median rate of transmission, yakni 0,86 yang artinya di bawah satu.
Selain itu, Nganjuk telah melakukan stratifikasi risiko tiap desa yang berdasarkan 15 Indikator Epidemiologis dari Gugus Tugas Covid-19 pusat. Dari penilaian tersebut didapatkan terdapat 2 desa zona merah, 26 desa zona oranye, 40 desa zona kuning dan 216 desa zona hijau. Penilaian ini turut serta menjadi pertimbangan untuk uji coba pembelajaran tatap muka.(dev/rd)